Gula Aren Kandangan
Gulaarenorganik.com – Pelesiran di Sentra Pengolahan Gula Aren Kandangan Kalimantan Selatan | Beberapa waktu lalu Arenga jalan-jalan ke Kalimantan Selatan. Seperti biasa jalan sambil menyenangkan mata dengan lirik-lirik pohon aren. Untung lah sepanjang perjalanan dari Banjarbaru – Kandangan – Loksado, dan dari Loksado – Kandangan-Kotabaru terlihat banyak sekali pohon aren. Mereka tumbuh di tepi jalan, di bukit-bukit dan kebun penduduk.
Seumpama kawasan yang dilewati adalah Kerajaan Palem mudah sekali mengidentifikasi bahwa populasi pohon aren lebih mendominasi ketimbang siwalan, nipah atau kelapa. Ini menyenangkan. Kabar baik bagi stake holders: Pemerintah Daerah, petani, perajin, pengumpul dan pengusaha aren dengan segala atributnya untuk menaikan potensi ekonomi daerah.
Pelesiran di sentra pengolahan gula aren Kalimantan Selatan kian marak saat masuk ke kota Kandangan, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Kedatangan yang tidak langsung berjumpa dengan gulanya melainkan produk yang menggunakannya sebagai pemanis.
Sebuah kebetulan bahwa kota ini adalah sentra industri Dodol Kandangan yang terkenal itu. Entah menggunakan gula aren atau gula kelapa, dodol kandangan yang legit bisa jadi jalan masuk untuk mengenal industri pengolahan gula aren kandangan lebih dalam. Kami sempat diberi tahu salah satu lokasi pengolahan namun karena keterbatasan waktu tidak bisa berkunjung ke sana. Kami hanya sempat masuk ke Pasar Los Batu dan bertemu dengan para pedagang gula aren, mencicip berbagai wadai (kue-kue) khas Banjar yang menggunakan pemanis legit ini.
Seorang ibu, salah penjual gula aren di Pasar Los Batu mengatakan bahwa produk yang dijualnya dibuatnya sendiri. Nira berasal dari kebunnya sendiri maupun kebun tetangga. Setiap hari keluarganya menghasilkan 10 kg/hari. Sayang saya lupa menanyakan harga produk yang ia jual saat itu.
Belum Memanfaatkan Aren Maksimal
Gula aren sudah banyak dapat pengakuan sebagai pemanis sehat. Dibanding gula nira yang lain, aren dianggap lebih unggul dari sisi kualitas yang salah satu indikatornya adalah harga lebih baik di pasar. Sayang kenyataan ini tidak membuat pohon aren lantas jadi primadona sebagai sumber pendapatan daerah Kalimantan Selatan. Setidaknya di Loksado aren hanya dianggap tumbuhan semak. Kenyataan sedih yang saya lihat saat mengarungi Sungai Amandit, meluncur di sepanjang kaki Pengunungan Amaris, melintasi satu persatu ladang penduduk yang dibuka dengan pembakaran. Nah salah satu pohon-pohon yang terbakar itu adalah aren.
Joki perahu bambu (balanting paring) yang kami tumpangi mengatakan bahwa tak satupun penduduk setempat menyadap aren untuk dibuat gula. “Apakah penduduk tidak menggunakan gula merah?” Tanya saya. ” Pakai tapi beli dari Kandangan” Ujarnya…Untungnya pucuk daun aren masih digunakan Suku Dayak Meratus untuk keperluan upacara adat… Jadi tidak sia-sia banget lah aren tumbuh di sana.
Kontak Arenga Indonesia
Telepon 0819 3241 8190
Share artikel ini
6 Comments
Comments are closed.
Makyuss Mbak Muna 🙂
Gula arennya gede-gede banget mbak, beda banget sama yang di Jakarta kecil-kecil pisan…
Nah itu kuenya… incipable sekali 😉
Manis nggak? Kalau gula Sumatra nggak terlalu manis ya, nggak semanis gula buatan Jawa.
gula aren sma kaya gula merah ga mba??
paling enak gula aren yang asli 🙂 di banding dengan gula kelapa, sama gula tebu ..