Sebelum Menyadap Nira Aren
Sebelum disadap niranya, tangkai bunga jantan aren harus di pukul-pukul terlebih dahulu. Tujuannya agar cairan nira lebih deras kucurannya |
Rakyat Indonesia hidup dalam ratusan bahkan ribuan tradisi. Bahkan seorang individu menjalankan banyak tradisi yang terkait dengan perannya sebagai anggota masyarakat. Begitu pun dalam hal aktivitas, jika tradisi boleh di belah-belah menurut skop aktivitasnya, dunia perarenan tak kalah banyak dalam menjalan tradisi. Salah satunya adalah ritual sebelum menyadap nira aren.
Ritual sebelum menyadap aren dalam bahasa Sunda disebut dengan Maninggur.
Memag begitu lah. Sebelum disadap niranya untuk diambil sebagai bahan baku gula aren, tangkai bunga jantan harus harus mendapat treatment khusus yakni dengan dipukul-pukul terlebih dahulu. Dengan tangga bambu, sang penyadap akan naik mendekati pelepah dengan menyelipkan alat pemukul di pinggangnya. Alat tersebut adalah semacam martil kayu, mempunyai gagang di pangkal dan kepalanya membesar di bagian ujung. Aktivitas ini harus dilakukan hati-hati, tidak boleh terlalu keras agar tandan bunga tidak patah.
Tujuan Maninggur Sebelum Menyadap Nira Aren
Baca di sini tentang Gula Aren Bubuk Organik
Pemukulan dilakukan 3 kali sehari (pagi, siang, dan sore), dan setiap kali hanya boleh selama setengah jam saja. Pada hari kedua, tangkai diistirahatkan, tidak dipukuli. Pada hari ketiga dipukuli lagi, tapi cukup dua kali saja sehari (pagi dan sore). Setiap kalinya hanya setengah jam juga. Pada hari ke-4 dan ke-5 disuruh beristi-rahat lagi. Baru pada hari ke-6, tangkai dipukuli lagi dengan lebih keras daripada pemukulan sebelumnya, tapi cukup satu kali saja sehari, selama setengah jam juga. Waktunya mana suka, boleh pagi, siang, atau sore.
Sumber : Bertanam Aren dari Bapak Slamet Soeseno
.
Share artikel ini
One Comment
Comments are closed.
di daerah saya,memalu dilakukan 5 hari sekali.dilakukan standartnya 7 kali(dilihat dari kondisi dangunya,sudah tua apa belum)