Akar Kawao Pengawet Nira
Apa itu Akar Kawao? Kawao (millettia sericea) adalah tumbuhan semak panjat yang dapat menjalar hingga panjang 30 meter. Batangnya melilit tanaman lain untuk menopang. Akar kawao dipanen dari alam untuk penggunaan lokal dalam pengolahan makanan dan obat-obatan. Dalam industri aren, Akar Kawao digunakan sebagai pengawet nira, memperlambat peragian atau fermentasi.
Pembuatan pembuatan gula aren semut organik (organic granulated arenga palm sugar), salah satunya, menggunakan akar kawao sebagai pengawet nira alami.
Mengapa Nira Aren Perlu Pengawet?
Karena cairan nira mengandung vitamin, gula, dan nutrisi lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Dan kapang senang banget dengan cairan bergizi ini.
Dengan ragi alaminya ini, nira manis akan melakukan fermentasi glukosa menjadi alkohol, serta acetobacter, yang selanjutnya mengubah alkohol menjadi asam asetat (cuka).
Akar kawao bisa memperlambat proses fermentasi. Karena waktu konsumsi optimal adalah satu hari setelah penyadapan. Tapi untuk membuat gula semut organik waktu pengolahan harus lebih cepat lagi. Sebab jika kandungan cuka muncul, nira menjadi semakin asam. Nah kalau sudah masam tak bisa dibuat gula semut lagi alias gagal.
Jadi memang banyak alasan mengapa makanan harus diwetkan. Agar tahan lama dan bisa dibawa ke tempat jauh. Menghemat. Menyimpan. Alasan kesehatan, ekonomi dan budaya.
Untuk keperluan tersebut masyarakat berusaha menciptakan agen yang dapat memanipulasi agar tak mempercepat kerusakan. Baik unsur kimia sintetis maupun alami.
Untuk pengolahan gula aren organik, mereka mencari alternatif dari tetumbuhan yang hidup di sekitar lingkungan. Warisan turun temurun memperlihatkan bahwa Akar Kawao dapat digunakan sebagai salah satu pengawet.
Baca juga : Pengawetan Makanan Alami, Aman Bagi Kesehatan
Cara Memakai Akar Kawao Untuk Mengawetkan Nira Aren
Akar kawao sering juga disebut sebagai akar tuba, jenis tumbuhan beracun. Dulu sering dipakai untuk meracuni ikan, membuat mereka mabuk agar lebih mudah ditangkap.
Jadi sekalipun berfungsi sebagai pengawet nira alami, pemakaiannya pun harus tertakar. Tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Berikut cara menggunakan akar kawao untuk mengawetkan nira:
- Sedikan akar kawao segar, bersihkan dari kotoran (tanah)
- Potong-potong sepanjang kurang lebih 3 cm.
- Cacah (pukul-pukul) sebentar dengan kayu atau badan golok.
- Cacahan akar kawao dimasukan ke dalam lodong (penampung nira) bersih yang telah dicuci air panas dan diasapi.
Dilakukan untuk mempertahankan standar mutu nira yang harus dalam kondisi segar, rasanya manis, berbau harum, warna bening agak kekuningan dengan kadar gula 12% dan derajat keasaman (pH)nya antara 6,0 – 7,0. Keluar dari standar itu gula semut tidak akan jadi.
Baca juga : Jus Apel Mix untuk Detox
Akar Kawao Beracun?
Spesies millettia pada umumnya mengandung berbagai zat beracun, terutama isoflavon. Rotenone mungkin yang paling terkenal dari isoflavon ini dan ditemukan terutama pada biji dan akar tanaman.
Rotenone sering digunakan secara lokal sebagai racun ikan – rotenone membunuh atau membuat ikan pingsan sehingga mudah ditangkap, tetapi ikan tetap aman untuk dimakan makhluk berdarah panas.
Rotenone diklasifikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebagai cukup berbahaya. Ini sedikit beracun bagi manusia dan mamalia lain, tetapi sangat beracun bagi banyak serangga (karenanya digunakan sebagai insektisida) dan juga bagi kehidupan air, termasuk ikan.
Baca juga : Ragam Celemek yang Perlu Kamu Tahu
Toksisitas yang lebih tinggi pada ikan dan serangga ini karena rotenone lipofilik mudah diserap melalui insang atau trakea, tetapi tidak mudah melalui kulit atau saluran pencernaan.
Dosis mematikan terendah untuk anak adalah 143 mg/kg, tetapi kematian manusia akibat keracunan rotenon jarang terjadi karena efek iritasinya menyebabkan muntah.
Konsumsi rotenone yang disengaja, bagaimanapun, bisa berakibat fatal. Senyawa tersebut terurai ketika terkena sinar matahari dan biasanya memiliki aktivitas enam hari di lingkungan.
Spesies millettia sering juga mengandung senyawa lain yang berpotensi toksik, terutama saponin dan alkaloid.
Nah para perajin gula aren organik tahu banget masalah ini. Jadi mereka menggunakan akar kawao secukupnya dan tidak berbahaya bagi manusia.
Share artikel ini