Mangilang Tabu: Proses Pembuatan Gula Merah dari Tebu
Arenga Indonesia – Mangilang Tabu: Proses Pembuatan Gula Merah dari Tebu di Sumatera Barat
Kalau traveling ke Sumatera Barat yang penuh dengan tradisi, salah satu tempat yang bisa dikunjungi adalah Bukit Lawang di Kecamatan Matur. Di sini selain menikmati pemandangan alam ke Danau Maninjau, kita pun bisa melihat keajaiban dari proses pembuatan gula merah dari tebu.
Mangilang Tabu, yang secara harfiah berarti “proses menggiling batang tebu dengan bantuan kerbau,” adalah seni tradisional dalam mengubah air tebu menjadi gula merah yang dikenal sebagai “gulo saka” dalam bahasa setempat.
Selain di tempat wisata Puncak Lawang, kita pun bisa melihat mangilang tabu di Nagari Bukik Batabuah, lereng Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam. Kegiatan yang sudah dilakukan turun temurun, selain menanam tebu, adalah salah satu sumber pendapatan sebagian masyarakat setempat.
Proses Pembuatan Gula Merah Tebu dari Manual ke Mesin
Pada awalnya, secara umum di Sumatera Barat, proses mangilang tabu dilakukan secara manual. Menggunakan penggiling kayu yang digerakkan oleh kerbau yang berjalan mengelilingi penggiling. Mata kerbau ditutup dengan tempurung kelapa dan kain agar mereka terus bergerak. Metode ini memungkinkan air tebu terlepas dari batangnya kemudian diolah jadi gula merah yang disebut saka.
Proses tradisional ini memakan waktu yang lama dan membutuhkan tenaga kerja yang besar. Seiring waktu dan perkembangan teknologi, masyarakat mulai memanfaatkan mesin kilang yang lebih praktis dan efisien untuk mempercepat proses pembuatan gula merah.
Mesin kilang yang menggunakan tenaga listrik sekarang sudah umum digunakan oleh para perajin gula saka. Dengan mesin proses menggiling tebu lebih cepat dan efisien. Hasilnya lebih banyak saka dibandingkan dengan penggiling manual. Produknya pun bisa dikembangkan, selain gula cetak juga jadi gula semut.
Trasnformasi Air Tebu jadi Gula Merah Saka
Yang menarik bagi wisatawan adalah melihat keajaiban dari proses mangilang tabu ini, pada transformasi air tebu menjadi gula saka. Melibatkan beberapa tahapan, seperti penggilingan tebu, perebusan air tebu, pengentalan, dan pembentukan saka.
Proses tersebut tidak memiliki jangka waktu yang tetap, karena lamanya proses tergantung pada jumlah tebu yang diolah dan kompleksitas proses pengerjaannya.
Pertama, tebu dihancurkan dengan menggunakan mesin penggiling untuk memisahkan air tebu dari serat-seratnya. Air tebu kemudian dipanaskan dalam wadah besar untuk menghilangkan kandungan air berlebih.
Setelah itu, air tebu yang sudah direbus dipindahkan ke wadah lain dan dipanaskan kembali dengan api yang lebih kecil. Proses ini bertujuan untuk mengentalan air tebu dan menghilangkan kelebihan air agar menghasilkan tekstur yang lebih padat.
Setelah mencapai konsistensi yang diinginkan, air tebu yang telah mengental dipindahkan ke cetakan, biasanya berupa tempurung kelapa yang telah dibelah. Kemudian, air tebu dalam cetakan dibiarkan mendingin dan mengeras menjadi saka. Proses ini membutuhkan kesabaran dan keterampilan dalam mengatur suhu dan waktu agar menghasilkan saka yang berkualitas.
Salah Satu Identitas Budaya Dalam Pembuatan Gula Merah
Mangilang tabu bukan hanya sekadar proses pengolahan gula merah, tetapi juga menjadi bagian dari identitas budaya dan kehidupan masyarakat di Sumatera Barat secara umum dan di Nagari Bukik Batabuah, secara khusus.
Namun, dengan adanya mesin kilang yang lebih efisien, tradisi mangilang tabu menghadapi tantangan baru. Beberapa orang mungkin lebih memilih menggunakan mesin untuk mempercepat produksi saka, sementara yang lain tetap mempertahankan metode tradisional untuk menjaga keaslian dan nilai budaya.
Masyarakat setempat pada akhirnya nanti akan menemukan keseimbangan antara modernitas dan pelestarian tradisi mangilang tabu dengan kerbau tetap menjadi bagian dari kehidupan mereka sebagai petani tebu dan pengrajin gula merah.
Mangilang tabu adalah proses yang unik dan menarik, yang menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal di Nagari Bukik Batabuah. Melalui kegiatan ini, masyarakat setempat tidak hanya menghasilkan gula merah yang lezat, tetapi juga menjaga dan memperkuat ikatan mereka dengan tradisi dan lingkungan sekitar.
Mangilang tabu adalah cerminan kehidupan yang berkelanjutan, di mana tradisi dan inovasi dapat berdampingan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Arenga Indonesia. Pabrik gula aren di Tangerang – Banten
Share artikel ini