Panen Kolang-Kaling – Buah Ketekunan dan Kerja Keras
Panen Kolang-Kaling – Ketika musim panen tiba, para petani aren akan sibuk mememtik buah-buah aren yang sudah matang. Tandannya dipanen satu persatu dan nanti buahnya akan dilepaskan dari mayangnya menggunakan alat yang khusus. Selanjutnya, para petani membawa hasil panen mereka ke tempat pengolahan untuk diproses lebih lanjut.
Di tempat pengolahan, buah aren tersebut dipisahkan dari tempurungnya, kemudian direbus dalam drum besar yang berisi air hingga empuk. Setelah itu, buah aren yang sudah direbus dibelah dan cungkil, lalu diambil bagian dalamnya yang berwarna putih dan kenyal. Inilah yang kita kenal dengan nama kolang-kaling.
Pagi yang baru dimulai, tapi kegiatan di tempat pengolahan buah aren sudah berlangsung dengan sibuk. Tiga orang pekerja, memakai topi, 3 bilah golok di tangan masing-masing. Dihadapan mereka teronggok puluhan tandan buah aren segar dengan kulit berwarna hijau.
Sambil berbincang berbahasa Sunda panen kolang-kaling ini terasa banget pesona pedesaannya. Dengan sigap golok di tangan kanan dan tandan kolang-kaling di tangan kiri, meruntih buah aren muda itu ke dalam tong yang sudah berisi air. Terdengar bunyi tik…tik..hentakan buah ke air ketika dengan lugas mereka terlepas dari jari-jari mayang.
Tangan-tangan terampil itu terus bekerja dengan cermat meruntih butir demi butir kolang-kaling yang masih terdapat di dalam cankang keras.
Tak jauh, sebuah tungku kayu sedang menyala. Gemeretak api ketika memakan kayu, asap yang keluar dan aroma khas kayu terbakar, sungguh membuat pagi seperti itu terasa meriah
Proses Perebusan Setelah Panen Kolang-Kaling
Di tungku yang lain, ratusan butir buah aren segar sedang dalam penggodokan, direbus dalam drum besar dengan api yang menyala gahar. Air yang mendidih memperlihatkan perubahan warna pada buah aren yang semula berwarna hijau perlahan menjadi cokelat.
Setelah proses perebusan selesai, para pekerja melakukan pembelahan. Ada tiga biji putih susu bersarang di dalamnya. Dengan keterampilan terlatih satu dami satu biji putih itu dicongkel menggunakan pisau tajam.
Dalam sekejap, buah putih dan kenyal yang selama ini kita kenal dengan sebutan kolang-kaling sudah siap dibawa ke pasar.
Dalam kesibukan ini, terlihat betapa nilai ekonomis dari buah aren sangat penting. Di bulan Ramadan dan menjelang hari raya, pekerja akan semakin sibuk. Berton-ton kolang-kaling yang sudah putih bersih berangkat dari kebun seperti ini mendekati pembelinya. Ada yang diambil langsung oleh pengepul, ada pula yang langsung dibawa ke pasar oleh tauke pemilik pengolahan kolang-kaling ini.
Buah aren yang menyimpan segudang manfaat untuk kesehatan tubuh manusia nanti akan menemukan perjalanan akhir mereka di atas meja.
Baca juga:
- Buah Aren Kolang-kaling, Proses Terbentuk Bunga Jantan Betina
- Pohon Aren dan Manfaatnya Sebagai Sumber Kesejahteraan Ekonomi
- Melihat Proses Pengolahan Gula Aren Secara Tradisional
Kolang-Kaling Buah dari Kerja Keras dan Ketekunan
Proses panen kolang-kaling adalah hasil dari kerja keras dan ketelatenan para petani yang menanam dan merawat kebun aren. Kerja keras dalam arti sebenarnya. Karena mulai dari memetik saja, prosesnya sudah demikian sulit karena pekerja berhadapan dengan getah buah yang bisa mengiritasi kulit.
Apapaun kesulitan yang harus dilalui, panen ini merupakan momen penting bagi para petani aren dan juga bagi para penggemar kolang-kaling. Proses pengolahan yang panjang dan detail memastikan kualitas dan rasa dari kolang-kaling tersebut.
Kolang-kaling sendiri memiliki cita rasa manis dan kenyal, sehingga sangat digemari sebagai bahan untuk berbagai macam makanan dan minuman. Kolang-kaling bisa dijadikan bahan dasar untuk membuat es campur, es cincau, kolak, dan aneka jajanan lainnya. Selain itu, kolang-kaling juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh, sehingga juga dijadikan sebagai alternatif camilan yang sehat.
Panen kolang-kaling tidak hanya menghasilkan buah yang lezat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat yang menggantungkan hidup mereka dari kebun aren. Panen kolang-kaling menjadi simbol kerja keras dan keberhasilan dalam bercocok tanam, serta memperkuat ikatan sosial antar masyarakat petani.
Arenga Indonesia, produsen gula aren cair dan bubuk di Tangerang.
Baca juga:
- Panen Nira Aren
- Kolak Kolang-Kaling Labu Kuning
- Resep Bubur manado atau Tinutuan ala Arenga – Enak dan Kaya Nutrisi
- Kolang-Kaling Sebagai Pestisida Alami Pada Sawah Organik
.
Share artikel ini
3 Comments
Comments are closed.
woaa… buahnya buanyaaak… 🙂
eh, aku baru ini melihat kolang kaling yang masih berkulit…seperti siwalan ya? trims mbak Evi..
I like kolang kaling. Where is it?
Background nya sangat keliatan sekali kalau adanya di gunung. Pantesan gula aren susah didapat.