Penguapan Air Nira Aren, Salah Satu Tahapan Membuat Gula Merah
ARENGAINDONESIA.com – Cairan putih bening dari pohon aren merupakan salah satu minuman yang populer di Indonesia. Menetes dan dipancarkan dari sayatan tangkai bunga jantan pohon enau (arenga pinnata merr.). Secara umum disebut air nira aren. Cairan dengan rasa manis ini lah bahan cikal bakal palm sugar atau gula aren bubuk yang dikenal juga sebagai gula semut. Dilakukan dengan cara penguapan air nira aren sampai kekeringan tertentu.
Sebenarnya terdapat empat jenis pohon palem yang bisa dibuat palm sugar. Yang pertama adalah enau atau aren, siwalan (lontal), kelapa dan Nipah. Beratus tahun sudah digunakan leluhur kita di Asia Tenggara sebagai bahan baku gula karena air nira mengandung kadar gula yang tinggi.
Untuk mendapatkan berbagai bentuk gula aren seperti padatan (cetak), bubuk (granuls) atau gula aren cair, nira diupakan dengan konsentrasi panas. Lama penguapan 4-5 jam sampai terbentuk konsentrasi nira kental dan kental, dan bahkan hampir menyerupai pasta seperti foto di atas.
Saat gula menggelegak seperti dalam foto, aromanya enak sekali. Mimirip kue bolu.
Ohya sebelum lanjut, ini sebagai note bahwa air nira tidak bisa dibuat di pabrik. Seperti telah dijelaskan di atas air nira adalah produk alami dari pohon enau, bukan buatan pabrik.
Baca juga:
- Cara Membuat Gula Semut Aren
- Cara Mencetak Gula Merah, Konjor Wirasan Leluhur
- Perjalanan Gula Aren, Dari Hutan Sampai ke Konsumen
Tahap Selanjutnya Dari Penguapan Air Nira Aren
Dan di tahap kekentalan seperti ini pula lah nasib cairan kental ini akan ditentukan. Pasta gula yang masih mengelegak dan meletup-letup seperti magma itu akan diturunkan dari atas tungku. Lalu didiamkan sejenak agar suhunya turun.
Penentuan nasib selanjutnya itu berkaitan dengan bentuk palm sugar yang akan dijual di pasar. Kalau hendak dijual dalam bentuk gula padat atau gula cetak, air nira aren kental ini tinggal dituang ke dalam cetakan.
Kalau bentuknya tempurung kelapa nanti akan disebut gula batok. Kalau ke dalam lingkaran bambu atau pencetak lainya paling-paling akan disebut gula cetak saja. Maklum walau sudah ratusan tahun digunakan sebagai pemanis, kosa kata dalam dunia gula merah tidak begitu berkembang.
Yang menarik gula aren di beberapa daerah walau disebut gula batok namun mereka tidak menggunakan tempurung kelapa untuk mencetaknya. Melainkan sepotong kayu keras (kayu laban) yang dilubangi seperti papan congklak. Bentuk lubangnya yang dibentuk menyerupai batok kelapa itu lah mengapa gula cetaknya disebut gula batok
Sementara bila akan dibuat gula semut, setelah agak dingin konsentrasi gulanya akan digerus menggunakan batok atau tempurung kelapa. Tak lama butiran kristal lembut akan muncul dari sana yang nantinya akan dikeringkan melalui penjemuran atau dioven. Dari sana baru dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pemanis makanan atau minuman.
Share artikel ini