Hasil Hutan Bukan Kayu: Pemanfaatan Pohon Aren Untuk Membuat Gula Aren Cair Organik
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan tropis yang subur, terdapat sebuah komunitas yang berfokus pada pemanfaatan hutan bukan kayu (HHBK)dengan mengelola hasil pohon aren, seperti memanfaatkan air nira yang kaya kandungan gula alami untuk dibuat gula aren cair organik.
Bagaimana aktivitas mereka, kita bahas di bawah ya…
Memanfaatkan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
Seperti kita tahu, hutan adalah salah satu sumber daya alam yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Tempat tumbuh bagi habitat dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
Hutan juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Mereka sudah lama menggantungkan hidup dengan cara memanfaatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) baik secara konsumtif maupun produktif.
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu Sebagai Produk Konsumtif
Secara konsumtif, masyarakat hutan menggunakan beragam hasil hutan bukan kayu sebagai sumber pangan dan obat-obatan. Binatang buruan seperti rusa, babi hutan, dan burung liar menjadi sumber protein penting dalam pola makan masyarakat hutan.
Mereka juga memanfaatkan tumbuhan seperti sagu, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran liar yang tumbuh di hutan sebagai sumber karbohidrat dan nutrisi.
Hutan juga menyediakan beragam tumbuhan obat yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Pemanfaatan Hutan Produktif
Selain pemanfaatan konsumtif, masyarakat hutan juga memanfaatkan hasil hutan bukan kayu secara produktif. Beragam produknya dijual secara mentah maupun yang sudah memiliki nilai tambah.
Rotan, misalnya, merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu yang sangat diminati di pasar lokal dan internasional. Rotan digunakan dalam industri mebel dan kerajinan tangan. Kalau dulu rotan diekspor secara gelondongan mentah, peraturan pemerintah terbaru, rotan yang boleh dijual adalah yang sudah memiliki nilai tambah.
Damar, gaharu, dan minyak atsiri adalah contoh lain dari hasil hutan bukan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Masyarakat hutan mengumpulkan damar untuk dijual sebagai bahan dalam industri cat, sedangkan gaharu digunakan dalam industri parfum dan obat-obatan.
Tak ketinggalan, madu juga menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat hutan yang melakukan kegiatan peternakan lebah.
Mengelola Pohon Aren Sebagai HHBK Produktif
Masyarakat hutan juga mengelola pohon aren sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang memiliki potensi produktif. Pohon aren memberikan manfaat ekonomi yang signifikan, terutama dalam produksi gula aren. Pemanfaatan utama adalah getah bening dari tangkai mayang pohon aren dan mengolahnya menjadi gula aren dalam berbagai bentuk. Mulai dari gula cetak, gula semut, sampai ke gula cair.
Dengan mengelola pohon aren secara berkelanjutan, masyarakat hutan dapat memanfaatkan potensi produktifnya dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan.
Komunitas ini percaya bahwa penting untuk mengolah gula aren secara organik, tanpa menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet yang berbahaya. Untuk menstabilkan nira sejak menetes pertama kali dari tangkai mayang dalam tampungan lodong sekitar 8 jam atau lebih mereka menggunakan pengawet alami seperti akar kawao, cacahan kayu nangka, atau tanaman lain yang tumbuh di sekitar hutan.
Tujuan produksi gula merah secara organik ini, selain memperhatikan kesejahteraan pengguna akhir yaitu konsumen, para pengrajin gula aren sangat menghargai nilai-nilai keberlanjutan. Mereka sudah tahu bahwa hanya dengan menjaga keseimbangan alam dalam setiap tahap pengolahan gula aren cair mereka bisa memperoleh hasil maksimal produk aren dalam waktu lama.
Proses Pengumpulan Nira sampai Jadi Gula Aren
Sama seperti mengolah gula aren di manapun, proses membuat gula aren cair organik oleh komunitas desa ini dimulai dengan memilih pohon aren yang siap untuk dipanen.
Sebagian besar pengrajin menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan, seperti bambu, ladong, dan keranjang yang terbuat dari anyamana bambu. Sejak saat meninggur, mengambil nira, mereka kerjakan dengan hati-hati agar tidak merusak pohon atau mengganggu siklus alami produksi nira.
Setelah nira dikumpulkan, nira tersebut diperiksa dan disaring untuk menghilangkan kotoran atau bahan asing lainnya. Selanjutnya, nira organik tersebut dipanaskan dalam kuali besar yang terbuat logam stainless yang aman untuk makanan. Pemanasan dilakukan dalam suhu yang terkontrol, diaduk secara berkala guna menghilangkan air dari gula aren.
Selama proses pemanasan, tidak ada bahan kimia tambahan yang digunakan. Komunitas juga hanya memanfaatkan kayu bakar dari hutan sekitar sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. Mereka berusaha untuk menggunakan kayu bakar secara berkelanjutan, dengan menanam lebih banyak pohon untuk menggantikan yang mereka panen.
Setelah proses pemanasan, gula aren mulai terbentuk dan larutan gula aren cair dikumpulkan dalam satu besar higienis. Larutan tersebut kemudian dialirkan melalui proses penyaringan lanjutan. Jika ada, untuk memisahkan gula aren dari sedimen dan partikel lain yang mungkin tersisa.
Setelah penyaringan selesai, gula aren cair organik siap dikemas. Komunitas ini menggunakan wadah ramah lingkungan seperti botol kaca atau kemasan yang dapat didaur ulang. Mereka mencantumkan label yang jelas untuk menunjukkan bahwa produk mereka adalah gula aren organik yang diproduksi secara alami dan berkelanjutan.
Popularitas Gula Aren Cair Untuk Makanan dan Minuman Kekinian
Gula aren cair organik ini menjadi populer di pasar lokal dan bahkan menarik minat di luar daerah. Sekarang hampir semua kedai kopi menggunakan gula aren cair sebagai salah satu sumber pemanis untuk produk mereka.
Komunitas ini bangga bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan bisnis kedai kopi. Sambil menggelola hasil hutan bukan kayu lewat produksi gula aren cair organik, menghasilkan produk berkualitas sehat dan alami bagi konsumen, mereka tetap bisa menjaga hutan tetap lestari.
Dengan mengutamakan prinsip-prinsip keberlanjutan dan organik dalam pengolahan gula aren cair, komunitas ini tidak hanya menciptakan produk yang bernilai tinggi, tetapi juga mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Arenga Indonesia. Produsen gula aren cair di Tangerang – Banten.
Share artikel ini