Ikan Pakang Balado atau Rujak Ikan Asin?
Keluarga Arenga Indonesia ini kadang mirip club sirkus. Mungkin karena sudah kenal bertahun-tahun, sudah akrab, kami sering berdiskusi hal-hal tidak penting. Dari isu pemain sinetron sampai tokoh politik dunia. Dari saluran kamar mandi yang tersumbat sampai pembangunan MRT. Dari ikan pakang balado sampai rujak ikan asin. Pokoknya apa saja bisa jadi bahan diskusi.
Suatu pagi, usai sarapan kami pernah berdebat seru tentang bubur ayam. Bubur nasi sederhana itu seharusnya bisa makan dunia. Karena tidak tidak terlalu membutuhkan banyak beras. Memasaknya juga sederhana. Beri sedikit telur. Menu itu bisa melegakan kelaparan dunia.
Diskusi receh begitu tak jarang diiringi sedikit pertengkaran. Kadang diiringi ngambek-ngambekan. Kadang diiringi mengabaikan yang suka ngotot. Tapi tak jarang juga berakhir dengan nyengir-nyengir karena sadar telah meributkan pepesan kosong.
Gimana Ceritanya Ikan Pakang Balado Jadi Rujak Ikan Asin?
Suatu hari muncul hidangan istimewa dari dapur Arenga. Ikan kering yang badannya setipis kapas (karena itu sering juga disebut sebagai ikan kapas) digoreng balado. Warnanya merah cerah. Aromanya memenuhi seiisi rumah. Siapapun langsung kehilangan konsentrasi kerja saat itu. Apa lagi menjelang makan siang.
Terus ada ada yang semena-mena “nyeletuk” bahwa kuliner ikan pakang balado itu namanya jadi rujak ikan asin. Apa pasalnya?
Karena bahan yang saya gunakan ikan asin pakang, digoreng, terus dilumuri cabe goreng giling yang diberi sedikit organic palm sugar. Itu saja belum cukup. Karena koki Arenga juga memberi irisan tipis-tipis buah gandaria.
Menurut koki Arenga yang kreatif itu, buah gandaria berguna untuk memberi rasa asam cabe goreng tanpa perlu menambahkan air kedalam gilingan cabe.
“Selain tambah segar, biar ikan asin pakangnya tetap krispi setelah dilumuri cabe” Begitu alasannya.
“Nah ini kan lebih pantas disebut rujak ikan asin” kata salah seorang anggota.
“Mengapa kah semena-mena merumitkan hal sederhana? Ikan pakang balado ya tidak akan lari kemana juga kan?”
” Karena cabenya berisi buah gandaria dan gula aren!”
Baca juga:
- Model Ikan Menikmati Masakan Khas Palembang di Serpong
- Dendeng Batokok Padang Sambal Hijau
- 4 Resep Masakan Seafood yang Pasti Disukai Keluarga
- Resep Pempek Palembang Anti Gagal
- Pasar Flamboyan Pontianak Untuk Jalan-Jalan dan Wisata Belanja
Ikan Pakang Balado bukan Rujak Ikan Asin Pakang!
Hanya karena buah gandari dan bukan kedondong terus gula aren mereka merasa berhak menyebutnya Rujak Ikan Asin Pakang?
Oh tidak. Nenek moyang orang Minangkabau yang mengajarkan bahwa makanan yang digoreng kemudian diceburkan ke dalam pasta cabe seperti ini semuanya disebut balado. Dendeng balado. Telur balado. Ikan balado. Sampai kemudian seluruh Indonesia ikut-ikutan menyebut Balado dan menjadi nama umum.
Jadi kalau bahanya ikan kapas terus digoreng dan dikasih cabe namanya jadi Pakang Balado! Titik!
Rujak ikan asin pakang? Untuk alasan kreativitas tentu saja nama itu terima. Tapi sebagai koki yang mengesekusi namanya adalah Ikan Pakang Balado!
Sesederhana itu.
Sebetulnya Koki Arenga bukan juru masak tirani. Menyebutnya Rujak ikan asin Pakang tentu berdasarkan sejarah dan barang bukti. Coba saja. Betul bahanya Ikan Asing Pakang. Tapi coba perhatikan ramuan cabe yang saya racik. Tiga butir irisan buah gandaria muda, terasi, bawang merah dan garam. Sudah begitu dengan meriah dituangi arenga gula aren cair.
Bagus juga sih kalau mau disebut sebagai rujak ikan pakang.
- Baca juga :
- Cafe de Rosse Bandar Lampung
- Mie Tiau Apollo, Mie Tiaw Polo Pontianak
- Bendung Walahar Karawang
Rasa Rujak Ikan Pakang
Rasanya? Tentu kamu yang sedang lapar tidak akan melewatkannya. Rasa gurih dari ikan asin, berpadu mesra rasa asem buah gandaria dan manis gula aren. Sound familiar? Ya persis! Itu seperti rujak!
Semoga tak ada yang protes bahwa rujak tidak pernah melewati penggorengan.
Ngomong-ngomong, biasanya ikan asin pakang atau ikan teri goreng cabe merah saya beri jeruk nipis. Hari itu di kulkas sedang banyak buah gandaria. Biar beda sedikit kepikiran meremukannya ke dalam ulekan cabe untuk ikan masakan ini. Eh belakangan kepikiran juga menambahkan sedikit terasi agar rasanya tambah beda.
Eureka! Eureka!
Ikan Asin Pakang Balado atau Rujak Ikan Pakang ternyata jauh lebih enak ketimbang menggunakan jeruk nipis. Rasa asam dari buah gandaria yang berwarna hijau ini meresap jauh kedalam lembaran daging tipis kering dari ikan pakang asin. Karena kondisi kering ini biasanya akan membuat segala bumbu tertinggal di permukan takan bisa meresap ke ikannya. Namun dengan gandaria terjadi sebaliknya.
Salam rujak ikan pakang 🙂
— Evi
Share artikel ini
31 Comments
Comments are closed.
tambah nasi hangat akannya pasti nambah ya bun 🙂
Segala ikan asin balado dengan nasi hangat, selalu berjodoh tuh Mbal Lyd 🙂
Tengah malam dapat resep masakan baru, senangnya… Saya jadi laper… 😀
Hahaha..Tadi malam gak ngambil nasi ke dapur kan Mbak Lia?
Sejujurnya, saya makan Mbak Vi, hahaha…
Ya Allah, maafkan aku ya Mbak Lia…:)
Tengah malam jadi lapar baca ini, menggugah selera makan :p
Lagi gak bisa tidur, perut jadi lapar, ketimbang nyari makanan aku posting masakan sajalah Mas Yopie..Mudah2an tidak merusak pola hidup sehat orang yg berhenti makan setelah jam enam sore 🙂
ini bukan ikan teri ya?
penampakannya mirip banget ama sambal goreng teri bikinan mamanya temen saya. duh dulu saya suka banget makan sambal goreng teri nya (dulu sering nebeng makan disono sih kalo lagi main hahaha). sampe udah berkeluarga, kalo si tante bikin sambel goreng teri, kita suka dibagi. bahkan pernah sampe nitip dibawain ke US.
asli enak banget. walaupun selalu kepedesan, tapi makan sambel goreng teri nya pake nasi putih tuh mantep banget!
ngeliat foto rujak ikan pakang ini jadi keingetan lagi deh….
Bukan teri Mas Arman. Ciri khas ikan pakang ini di iris tipis-tipis terus di keringkan sampai seperti kerupuk. Gorengnya juga cuma sebentar setelah di celupkan ke air dingin. Iya semua orang Indonesia pasti punya sejarah dengan sambel goreng ikan teri..Mo gimana lagi secara ini punya rasa enak sendiri yang beda dengan makanan moderen. Yang sabar ya Mas, mudah2an dalam waktu dekat dapat kiriman lagi 🙂
boleh dong mbak, saya mencicipi, hehehe kirim ke yogya dong 🙂
Wah orang Jogja juga bisa bikin yg lebih enak Mas Jar 🙂
ngencessssssssssss *usap iler
Mari sini ada tisue hahahaha…
Hmmm…
Kayak rujak, ya? Ada manis-manisnya juga? Kok ikan rasanya bisa kayak begitu? Hmmmm….
Rujak buah rasanya asem, kan gula yg bikin dia enak dimakan Falz. Ya bisa aja sih begitu…:)
yummmi
jadi laper nich
pakang itu ikan apo uni??
Gak tahu mentahnya seperti apa Jo. Tapi ikan kering atau asin yang disayat tipis-tipis itu lho yg disebut orang ikan Pakang 🙂
Hm Uni Evi, kreatifnya mencampurkan gandaria dengan ikan pakang, ijin dicontek dengan modifikasi bahan yang ada nih. Salam rujak
Hehehe..Thanks Mb Prih..Biasa aja kok, memanfaatkan apa yg ada ternyata dapat penemuan rasa baru 🙂
Mbaaaaak…buah gandaria itu biasanya saya buat jadi campuran sambal terasi!
Rasanya memang beda, sambal yang tadinya punya rasa biasa-biasa, rasanya jadi jauh lebih luar biasa…
😀
Mungkin ada elemen dr gandaria yg tak terdapat dalam buah asam yg lain Mb Bintang, mengapa rasanya jd khas begitu. Td aku bikin sambel ijo pake gandaria. Rasanya mantafff 🙂
Dan saya menyebutnya, ikan pakang goreng cabe.
Suka-suka saya dong menyebut nya 😀
Haha.. iya boleh Mas Harjo. Ikan pakang adalah demograzy..
ynag ini aku juga belum pernah merasakannya mbak, ikan pakang, wuii .. membaynagkan dibumbu rujak pasti pedes sekali 🙂
Pedes-pedes asam. kalau sdh lama gak makan cabe, kemungkinan ikan pakang bikinanku ini akan bermasalah sedikit di perutmu Mbak El hehehe…
belum tau ikan pakang … apa sama ikan asin bulu ayam ya ni, tipis juga kriuk2 kalo udah digoreng garing
udah nggak kuat aku makan sambal gandaria ni, tapi kalau udah dikasih gula jadi nggak terlalu masam lagi ya
Mbak Mon, kayaknya beda deh. Kalau ikan asin bulu ayam itu ekornya kan panjang-panjang kan yah, terus bawaan bodynya juga lebih lonjong. kalau ikan pakang, sejauh pengamatanku, bodynya lebih pendek dan ekornya juga pendek. Lagi pula tak bersisik seperti halnya si bulu ayam 🙂
Mbak Evi pinter masak ya, bisa gitu bikin resep sendiri kayak gini, penampakannya bikin lapar pulak. Kebayang makan ini ditemenin nasi putih yang masih panas mengepul-ngepul plus lalap daun ubi 😀
Btw mbak, sori ya komentarnya di tulisan ku di-pending dulu, soalnya sebenarnya tulisan itu masih belum layak tayang, cuma gak sengaja aja ke-publish 😳
Ikan asin daun singkog emang sohib banget di lidah Jeng. It’s okey di pending. Habis kangen pada dirimu yg sdg hiatus di tempat liburan. Begitu muncul lg lantas aja berkomentar