Kerupuk Mie Kuning Bukan Hanya Untuk Asinan
Kalau makan asinan sayur, salah satu yang paling meninjol adalah toppignya, kerupuk mie kuning. Kalau dikunyak kriuk-kriuk dan gurihnya langsung terasa. Sobat Arenga pasti akan manggut-manggut setuju, bukan? 🙂
Kerupuk mie adalah jenis kerupuk yang terbuat dari bahan utama singkong. Proses pembuatan melibatkan pemotongan singkong menjadi ukuran yang kecil dan kemudian dicampur dengan bahan lain seperti tepung, garam, dan bumbu lainnya. Setelah itu, adonan dibentuk menjadi mie dengan menggunakan cetakan khusus, dikeringkan baru kemudian digoreng.
Cita rasa makanan yang juga sering disebut Kerupuk Ojay ini sangat enak dan renyah. Ditambah lagi dengan rasa yang gurih dan sedikit manis. Makan satu saja pasti gak cukup.
Bentuknya yang menyerupai mie membuatnya unik dan menarik untuk dihidangkan sebagai pelengkap makanan, bukan hanya untuk asinan. Padukan Kerupuk Ojay untuk menikmati hidangan soto, bubur ayam, rujak, atau makanan lain yang berkuah.
Bukan hanya itu, makanan ini juga bisa dinikmati sebagai camilan yang lezat dan renyah. Sobat Arenga juga memilihnya sebagai camilan teman ngopi. Atau disiram dengan sambal kacang dan diccocolkan ke sambal terasi. Sedap!
Bicara soal gizi, Kerupuk mie kuning relatif mengandung nilai gizi cukup. Seperti sudah disebutkan di muka, karena bahan utamanya adalah singkong yang kaya akan serat, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Baca juga:
Sejarah Kerupuk Mie Kuning di Indonesia
Sobat Arenga bisa mendekati sejarah kerupuk mie kuning di Indonesia dengan menelusuri perkembangan mie yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Mie pertama kali diperkenalkan ke Indonesia oleh para pedagang Tionghoa pada abad ke-17. Namun, produksi mie dalam skala besar baru dimulai pada awal abad ke-20 ketika beberapa pengusaha Tionghoa memulai bisnis produksi mie dengan mesin-mesin modern.
Awalnya, mie diproduksi hanya sebagai makanan pokok, tetapi kemudian banyak juga diolah menjadi makanan ringan seperti kerupuk mie kuning ini.
Sementara bentuk yang bisa digoreng mulai populer di Indonesia pada tahun 1960-an dan 1970-an. Saat itu, banyak pedagang yang menjajakan kerupuk mie secara door-to-door atau berkeliling menggunakan sepeda. Waktu kecil Mamin sering banget lihat bapak-bapak, dengan dua kantong plastik besar memboncengnya dengan sepeda menyusuri tepi jalan Jakarta.
Kalau ke pasar becek jangan lupa cari mentahannya. Karena kerupuk mie kuning juga dijual di pasar tradisional. Tapi kalau malas bisa juga kok ditemukan di pusat perbelanjaan toko-toko sembako di seluruh Indonesia. Sampai di rumah tinggal digoreng deh!
Produksi kerupuk mie kuning awalnya dilakukan secara tradisional dengan cara mengiris adonan lembaran-lembaran tipis dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses produksi kerupuk mie menjadi semakin modern dengan menggunakan mesin-mesin canggih.
Sekarang, kerupuk mie telah menjadi salah satu jenis kerupuk yang banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Kerupuk mie dapat dijadikan sebagai camilan saat nongkrong bersama teman atau sebagai pelengkap makanan ketika sedang makan nasi.
Selain itu, kerupuk mie kuning juga telah menjadi produk ekspor Indonesia yang berhasil menembus pasar internasional. Bangga ya kita?
Arenga Indonesia, produsen gula aren cair dan gula semut di Tangerang.
Baca Juga:
Share artikel ini