Mengenal Omakase dan Slowbar – Perbedaan Kedua
Dalam dunia kuliner, saat ini sudah tak ada batas geografis. Berkembangnya internet, bisnis dan generasi yang siap dengan pengalaman-pengalaman baru tumbuh bersamaan. Misalnya makanan Jepang tidak asing di Indonesia. Seiring itu muncul pula istilah-istilah yang perlu kita kenal. Seperti apa beda Omakase dan Slowbar?
Omakase adalah istilah bahasa Jepang yang artinya “percayakan kepada chef” atau “makanan sesuai pilihan chef”. Ini adalah pengalaman kuliner di mana pelanggan membiarkan chef memilih dan menyiapkan hidangan untuk mereka tanpa adanya menu yang ditentukan sebelumnya.
Biasanya, hidangan dalam omakase disiapkan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi dan disajikan secara berurutan sesuai dengan urutan yang direkomendasikan oleh chef.
Sementara itu, Slowbar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bar atau kafe yang fokus pada minuman kopi berkualitas tinggi. Mereka menekankan pada penggunaan biji kopi berkualitas tinggi yang dipanggang dengan cermat dan disajikan dengan cara yang khusus.
Tujuan slowbar adalah untuk menciptakan pengalaman yang lebih lambat dan lebih santai bagi pelanggan, sehingga mereka dapat menikmati minuman kopi mereka dengan lebih banyak kesadaran dan perhatian.
Perbedaan Omakase dan Slowbar
Perbedaan antara Omakase dan Slowbar adalah bahwa Omakase lebih berkaitan dengan pengalaman kuliner, sementara Slowbar lebih fokus pada pengalaman minuman.
Dalam Omakase, pelanggan menikmati hidangan yang dipilih dan disiapkan oleh chef, sedangkan di Slowbar, pelanggan menikmati kopi yang dipilih dan disajikan oleh barista dengan cara yang khusus.
Omakase dan Slowbar, keduanya sama-sama menekankan pada kualitas dan pengalaman kuliner yang lebih teliti dan berkualitas tinggi.
Baca juga:
Sejarah Omakase
Omakase dan slowbar juga beda dari sisi sejarah.
Omakase berasal dari Jepang dan sejarahnya bermula dari restoran sushi. Di Jepang, sushi merupakan makanan yang sangat populer, dan restoran sushi sangat banyak dijumpai. Seiring dengan perkembangan restoran sushi, pelanggan mulai meminta agar chef memilih dan menyiapkan hidangan mereka, sehingga mereka dapat mencicipi berbagai jenis sushi yang baru dan unik.
Hal ini mendorong perkembangan konsep Omakase, di mana pelanggan mempercayakan chef untuk menyiapkan hidangan mereka tanpa menentukan pilihan menu.
Dalam konsep Omakase, chef berfokus pada bahan-bahan berkualitas tinggi dan menyiapkan hidangan dalam urutan tertentu untuk memaksimalkan rasa dan pengalaman kuliner. Konsep ini sekarang telah menyebar ke berbagai jenis restoran di seluruh dunia, termasuk restoran Jepang tradisional dan restoran modern.
Baca juga:
- Cara Membuat Boba Tea Gula Aren Cair – Bisa Untuk Sendiri atau Bisnis
- Rekomendasi Pemanis Alami Untuk Menjaga Kesehatan
Sejarah Slowbar
Berbeda dengan Omakase, Slowbar berasal dari gerakan slow food yang dimulai di Italia pada 1980-an. Gerakan ini menekankan pada pentingnya makanan yang berkualitas dan diproduksi secara berkelanjutan, serta menghargai pengalaman santai dan lambat dalam menikmati makanan dan minuman.
Slowbar sendiri muncul sebagai bagian dari gerakan slow food, di mana barista mulai menekankan pada kualitas kopi yang lebih tinggi dan teknik penyajian yang lebih hati-hati untuk menciptakan pengalaman minum kopi yang lebih menyenangkan dan lebih menyadari.
Konsep ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman minum kopi yang lebih menenangkan dan berfokus pada kualitas biji kopi dan cara penyajiannya, daripada hanya sekedar mendapatkan kafein dengan cepat. Konsep slowbar telah menyebar ke berbagai tempat di seluruh dunia, termasuk kafe dan restoran yang menekankan pada pengalaman kuliner dan minuman yang lebih berkualitas tinggi.
Arenga Indonesia, produsen gula aren cair dan gula semut di Tangerang. Chats by WA 0819 3241 8190
Baca juga:
Follow Arenga di Instagram
Share artikel ini