Dodol Tradisional Indonesia Lestari Karena Tradisi
Dodol adalah salah satu kue tradisional yang sangat populer di Indonesia. Terbuat tepung ketan, gula aren, dan santan. Proses pembuatannya cukup lama mulai dari mencampurkan tepung dengan santan sampai jadi adonan lengket dan manis. Membuat dodol selain memerlukan ketelatenan juga keahlian.
Proses pembuatan dodol tradisionl cukup panjang. Dimulai dengan mencampurkan tepung ketan dengan air, kemudian ditambahkan santan dan gula merah atau gula aren. Adonan tersebut kemudian dimasak dalam kuali besar dan terus diaduk sampai kental dan lengket.
Dodol tradisional umumnya kita lihat dalam acara-acara adat seperti pernikahan, hari raya, sunatan, dan selamatan.
Setiap daerah memiliki sebutan dan varian berbeda. Di Garut, Jawa Barat, dodol sering disebut sebagai dodol garut, sementara di Minangkabau, Sumatera Barat, kue ini dikenal dengan nama kalamai. Di Sulawesi Tenggara, dodol dikenal sebagai koyaba, sedangkan di Jawa Tengah, terutama Kudus, kue ini disebut jenang
Tradisi Membuat Dodol Tradisional di Indonesia
Hampir semua tradisi membuat dodol tradisional di Indonesia ditujukan untuk acara-acara istimewa seperti acara adat.
Berikut adalah beberapa contoh daerah yang memiliki tradisi membuat dodol untuk acara penting:
1. Jawa Barat
Dodol Garut sekarang tidak sekadar makanan tradisional, tapi sudah jadi industri kuliner yang mengangkat nama garut ke kancan internasional. Jadi tak heran dodol dengan banyak varian sekarang adalah oleh-oleh khas dari Garut.
Sementara untuk acara adat seperti pernikahan, khitanan, dan acara adat lainnya, masyarakat garut masih setia dengan makanan tradisional ini.
Baca juga:
- Gula Aren Cair Organik Jerigen
- Rekomendasi Gula Aren Cair Untuk Kopi
- Daun Pandan Dalam Liquid Palm Sugar, Apa Faedahnya?
2. Sumatera Barat
Di Sumatera Barat dodol disebut Kalamai. Makanan tradisional ini bahkan jadi “kapalo jamba” di jajaran makanan kecil dalam acara adat.Artinya adalah pemimpin atau kepala hidangan. Makanya makanan pasti akan terlihat di acara pernikahan, sunatan, atau acara selamatan lainnya.
3. Sulawesi Tenggara
Dodol Koyaba adalah makanan khas dari Sulawesi Tenggara yang sering dihidangkan pada acara adat dan pernikahan. Terutama di daerah Kabupaten Konawe, selalu dibuat saat hari raya atau acara adat seperti pernikahan atau khitanan. Makanan ini dianggap sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran, sehingga sering kali dihidangkan sebagai hidangan istimewa untuk tamu-tamu penting.
4. Dodol Tradisional Indonesia di Jawa Tengah
Jenang atau dodol khas Jawa Tengah sering dibuat pada acara adat seperti slametan atau kenduri. Sedikit berbeda dengan dodol, jenang teksturnya lebih lembut dan lebih kenyal. Perbedaan ini dipercaya karena cara membuat jenang dan dodol sedikit berbeda.
Perbedaan Jenang dan Dodol
Jenang dan dodol terbuat dari bahan yang sama, namun memiliki perbedaan pada tekstur dan proses pembuatannya. Kedua jenis makanan ini dibuat dari campuran ketan atau beras ketan, gula aren, dan santan kelapa.
Perbedaan utama antara jenang dan dodol terletak pada bahan pengikat yang digunakan. Dodol menggunakan lemak hewani seperti mentega atau minyak kelapa sawit sebagai bahan pengikat, sehingga teksturnya lebih kering dan padat.
Sementara itu, jenang menggunakan tepung ketan sebagai bahan pengikat, sehingga teksturnya lebih lembut dan sedikit lengket.
Selain perbedaan tekstur, proses pembuatan jenang dan dodol juga sedikit berbeda. Jenang dibuat dengan cara merebus campuran bahan-bahan hingga matang dan melembut, kemudian dicetak dalam bentuk tertentu.
Sedangkan dodol diproses dengan cara mengaduk campuran bahan-bahan dalam kuali di atas api, hingga adonan mengental dan dapat dicetak dalam cetakan besar. Untuk menikmatinya dodol perlu diiris.
Sejarah Jenang Kudus
Selain perbedaan di atas, satu lagi yang membedakan dodol dan jenang adalah sejarah mereka.
Di masa lalu, jenang adalah makanan yang sangat berharga dan hanya disajikan di istana Keraton Kudus, kusus untuk para raja dan keluarga kerajaan. Jenang dianggap sebagai makanan yang mewah dan memiliki nilai simbolis yang tinggi, karena hanya bisa disajikan di acara-acara kerajaan dan acara adat yang penting.
Selain itu, jenang juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat kuat di Kabupaten Kudus. Makanan ini diyakini telah ada sejak abad ke-16 dan terus dipertahankan sebagai warisan budaya yang penting.
Bahkan, pada tahun 2012, Kabupaten Kudus menetapkan jenang sebagai salah satu warisan budaya tak benda daerah yang harus dilindungi dan dilestarikan.
Hingga kini, jenang masih menjadi makanan yang sangat populer di Kabupaten Kudus dan menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut.
Jenang diproduksi secara massal oleh para pengusaha makanan, baik dalam skala kecil maupun besar, dan dijual di berbagai tempat, seperti pasar tradisional dan toko-toko makanan khas Kudus.
5. Bali
Sebetulnya Bali tidak punya makanan tradisional yang disebut dodol. Adanya makanan yang mirip dengan dodol yang disebut “jaje dodol”. Selain sebagai oleh-oleh jaje dodol sering kita lihat di pura-pura sebagai persembahan dalam upacara keagamaan
6. Papua
Dodol Papua terbuat dari tepung sagu dan gula aren. Sekalipun masih masuk kategori makanan tradisional namun tradisi membuat dodol sagu masih baru di Papua.
7. Aceh
Dodol Aceh disebut Meuseukat Gulo. Meuseukat akan terhidang pada hari raya, pernikahan dan lain-lain. Makanan istimewa ini bercita rasa manis dan tekstur kenyal.
Selain itu, Meuseukat juga menjadi salah satu oleh-oleh khas Aceh yang sering dibeli oleh wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.
Dodol Dalam Acara Sunatan
Untuk beberapa suku etnis di Indonesia, dodol sering dihidangkan pada berbagai acara seperti pernikahan, Hari Raya Idul Fitri, dan juga saat acara sunatan.
Pada acara sunatan, dodol disajikan sebagai hidangan penutup setelah hidangan utama seperti nasi kuning dan ayam bekakak. Keberadaan dodol dalam acara sunatan dipercaya sebagai simbol untuk merayakan anak yang memasuki dunia remaja dengan cara yang manis.
Selain, tentu saja kehadiran dodol yang sulit dalam pembuatannya itu sebagai simbol kemeriahan acara sunatan.
Dodol Tradisional Indonesia di Era Moderen
Selain dodol tradisional, sekarang dodol dibuat dengan banyak jenis varian rasa. Ada dodol rasa durian, pandan, coklat, strawberry dan masih banyak lainnya.
Selain itu, di beberapa daerah, dodol juga dianggap memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, karena sering dijadikan sebagai simbol persatuan dan kesatuan masyarakat dalam merayakan perayaan tertentu.
Meskipun terbuat dari bahan-bahan yang sederhana, dodol menjadi makanan yang sangat disukai dan memiliki nilai estetika yang tinggi. Kue ini juga sering dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari suatu daerah, karena memiliki cita rasa yang khas dan unik dari setiap daerah di Indonesia.
Arenga adalah sebuah brand gula aren di Tangerang. Kontak WA yang tertera di samping kanan.
Baca juga:
- Dodol Labu Kuning Gula Aren dan Resep
- Kolak Kolang-Kaling Labu Kuning
- Manfaat Pohon Aren Sebagai Tanaman Konservasi
- Budaya dan Tradisi Melibatkan Pohon Aren di Indonesia
Share artikel ini