Perjuangan Panjang Proses Pembuatan Gula Aren: Meniti Tangga Bambu untuk Mendapatkan Nira
Seperti tangga bambu di atas yang harus dipanjat 2 kali sehari, perjuangan perajin dalam proses pembuatan gula aren juga tidaklah mudah. Gula aren diproduksi dari cairan nira yang diambil dari pohon aren yang begitu tinggi melalui banyak proses.
Iya, sebelum bisa dinikmati sebagai pemanis alami, nira harus diperoleh melalui usaha yang tak kenal lelah. Petani aren harus menaiki dan menuruni tangga bambu yang terletak di kebun yang lokasinya, terkadang, juga jauh dari tempat tinggal mereka. Itu harus dilakukan dua kali sehari, pagi dan sore.
Perjuangan Membuat Gula Aren: Panen Nira 2 Kali Sehari
Panen nira aren memang harus dilakukan dua kali sehari. Karena cairan nira yang kaya nutrisi ini sangat mudah teroksidasi dan berfermentasi dalam waktu yang singkat. Ketika nira teroksidasi dan berfermentasi, rasa dan kualitasnya akan berubah, sehingga tidak lagi cocok untuk diolah menjadi gula aren.
Oleh karena itu, tabung yang sudah diletakan petani aren tadi pagi atau kemarin sore harus segera ditarik dari pohon. Atau nira dikumpulkan ke tabung bambu lain yang lebih besar. Tabung lama diletakan kembali dengan menambahkan pengawet alami seperti kulit manggis, akar kawao, daun selatri, daun parengpeng, rambusa, dan masih banyak lagi. Tergantung ketersedian tumbuhan pengawet alami di lingkungan mereka.
Selama proses pembuatan gula aren, jika ada yang disebut dengan titik kritis, di sini salah satunya: Kecepatan untuk mengumpulkan nira yang keluar dari pohon aren dan memasuk annya ke dalam tabung bambu untuk mencegah terjadinya oksidasi dan fermentasi.
Karena nira hanya bisa bertahan dalam waktu yang singkat, itu lah mengapa panen harus dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Di sela waktu ini, untuk memastikan nira yang dikumpulkan masih segar dan berkualitas baik untuk diolah menjadi gula aren.
Setelah itu, nira harus segera dimasak dalam wajan besar hingga mengental. Di tahap ini nasibnya ditentukan, apakah akan dibuat gula aren padat atau gula batok atau dibuat gula semut. Pun saat itu gula aren tidak bisa langsung dijual karena perlu proses pengeringan lanjut dan pengemasan.
Nira segar denga pH seimbang adalah jaminan terbaik untuk mendapatkan kualitas gula aren premium.
Proses panjang dalam pembuatan gula aren yang melelahkan ini menunjukkan betapa berharganya gula aren. Begitu pun perjuangan petani untuk menghasilkannya. Jadi kalau ada diantara kalian yang mengeluh bahwa gula aren bermutu premium itu mahal, tolong pikirkan lagi.
Baca di sini tentang : Begini Mutu Terbaik dari Gula Semut Aren
Proses Pembuatan Gula Aren: Serahkan Pada Ahlinya!
Pernah beberapa Sobat Arenga mencoba untuk naik tangga bambu yang digunakan oleh perajin aren untuk panen nira. Namun, tentu saja itu bukan pekerjaan untuk mereka. Memanjat tangga bambu kecil itu tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah dan lancar.
Kemampuan untuk meniti tangga bambu dan mengecek nira di atasnya memerlukan kebiasaan dan latihan yang terus menerus. Berjalan di atas ruas bambu yang berlubang, dengan ruang yang hanya cukup untuk memasukkan jari kaki, dapat memberikan pengalaman yang intens. Sakit tepatnya!
Pengalaman tersebut juga membuat kita menyadari bahwa proses pembuatan gula aren yang terlihat mudah sebenarnya memerlukan perjuangan dan usaha yang besar. Dari panen nira yang melelahkan, hingga proses perebusan yang memakan waktu dan tenaga, semua memerlukan ketekunan dan keterampilan yang baik.
Kesulitan yang dihadapi dalam meniti tangga bambu juga menjadi pengingat bagi kita bahwa gula aren yang kita nikmati sehari-hari adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan petani dan perajin aren.
Alah Bisa Karena Biasa
Seorang Mitra Arenga seperti foto di atas, sedang naik tangga bambu untuk panen nira. kelihatannya mudah. Tapi itu bukan karena kerjanya lebih ringan, namun karena pengalaman dan kebiasaan yang sudah beliau lakukan selama bertahun-tahun
Latihan dan pengalaman selama bertahun-tahun telah membuat petani aren tersebut menjadi terampil dan terbiasa dalam meniti tangga bambu dengan cepat dan aman.
Mereka mengetahui dengan baik bagaimana cara menempatkan kaki di setiap ruas bambu dan bagaimana menyeimbangkan tubuh saat bergerak naik atau turun. Kebiasaan dan keahlian seperti ini juga memungkinkan anggota kelompok Arenga untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari jumlah nira yang dikumpulkan. Sekaligus menjaga kualitas nira agar tetap segar dan berkualitas baik.
Selain itu, pengalaman dan kebiasaan yang dimiliki oleh para petani aren juga bisa dijadikan motivasi oleh generasi muda Indonesia. Baik meningkatkan keterampilan dalam proses panen nira dan pembuatan gula aren atau digunakan dalam profesi lain.
Dalam proses pembuatan gula aren, kebiasaan dan pengalaman yang dimiliki oleh petani aren sangat penting untuk menghasilkan gula aren yang berkualitas dan menjamin keberlangsungan industri gula aren di masa depan.
Kesimpulan
Meniti tangga bambu yang sulit adalah bagian integral dari proses pembuatan gula aren. Hal ini membutuhkan ketelatenan dan keahlian dari para petani aren untuk melakukan panen nira dengan aman dan efisien.
Proses meniti tangga bambu yang berlubang dan tinggi dengan hanya cukup untuk memasukkan jari kaki tidaklah mudah, namun para petani aren telah terbiasa dan terlatih selama bertahun-tahun sehingga menjadi ahli dalam meniti tangga bambu.
Keahlian ini juga memungkinkan para petani aren untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam jumlah nira yang dikumpulkan, sekaligus menjaga kualitas nira agar tetap segar dan berkualitas baik.
Oleh karena itu, kita seharusnya lebih menghargai dan menghormati kerja keras para petani aren yang menjadikan gula aren sebagai produk andalan dari hasil hutan dan pertanian. Tanpa keahlian meniti tangga bambu, mungkin tidak akan ada gula aren organik yang lezat dan berkualitas tinggi yang bisa dinikmati oleh banyak orang.
Arenga Indonesia. Pabrik gula aren di Tangerang.
Share artikel ini