Pasar Flamboyan Pontianak, Ragam Makanan Lokal Kalimantan Barat
ArengaIndonesia.Com – Hari terakhir di Pontianak Mamin Arenga dan teman sepakat mengunjungi Pasar Flamboyan. Letaknya di Jalan Gajah Mada, tak jauh dari hotel kami. Maka dengan diboncengi motor, selesai sarapan kami cuuusss menuju pasar tradisional yang menjual aneka makanan lokal Kalimantan Barat. Jadi tahu sedikit tentang ragam makanan lokal khas Kalimantan , bahkan ketemu juga dengan jeruk sambal pontianak. Enak banget untuk membuat sambal terasi.
Masih pagi hari. Masuk kawasan Pasar Flamboyan, ciri khas pasar tradisional langsung terasa. Banyak los yang sudah rapi, ada juga yang masih becek dan semberaut.
Bahan Makanan di Pasar Tradisional Flamboyan Pontianak
Pasar tradisional atau pasar lokal merupakan salah satu tempat menarik untuk dimati bagi food and travel blogger, foodie, atau pecinta makanan.
Seperti Pasar Flamboyan Pontianak, ini lah tempat bertemunya budaya dan makanan yang akan berkelindan dengan sejarah di Kalimantan Barat. Di pasar lokal seperti ini kita bisa melihat makanan dan masakan yang telah diwariskan secara turun-temurun. Ada yang tumbuh di di Kalimantan Barat dan ada pula yang diimpor dari daerah lain.
Pokoknya jika ingin tahun makanan yang dikonsumsi masyarakat dari dari generasi ke generasi, datang lah ke pasar tradisional mereka.
Ini juga yang menarik tiap kali traveling ke daerah terus mampir ke pasar. Terutama pasar makanan dan hidangan yang dijual di sana, mungkin memiliki preseden bersejarah sebagai bagian dari kuliner bangsa.
- Baca juga:
- The Real Arenga Gula Aren
- 10 Fakta Tentang Palm Sugar
- 6 Resep Jajanan Pasar Menggunakan Gula Aren
- Supplier Gula Aren Bubuk dan Cair Untuk Industri
Warna-Warni yang Mencerahkan Jiwa
Kalau kamu pergi ke pasar tradisional, bagian apa yang paling menarik?
Kalau Mamin Arenga sih tentu saja ke bagian makanan segar. Entah itu ikan, daging, sayur mayur dan buah-buahan. Kalau ingin melihat betapa meriahnya warna-warna asli dari alam, harus datang ke bagian makanan segar.
Asik banget memandangi aneka warna buah dan sayuran. Melihat dari dekat bahan makanan yang dijual disana, minimal Arenga dapat gambaran masakan apa saja yang akan tersaji di meja makan orang Pontianak, dan makanan lokal apa saja di Kalimantan Barat.
Sebenarnya banyak bahan makanan yang unik. Di bawah beberapa makanan unik yang berhasil saya rekam.
Terung Asam Pontianak, Terong Khas Dayak
Istilah kurang piknik bisa dikenakan ke Mamin nih. Ceritanya, Kalau tak masuk ke Pasar Flamboyan Pontianak, mungkin takan pernah tahu ada terong bulat, mirip buah apel.
Ternyata ini adalah sejenis sayur yang disebut Terung Asam. Padahal ini termasuk bahan masakan biasa di dapur orang Melayu. Tentu saja suku dayak juga menggunakannya. Malah orang Sarawak langsung menyebutnya sebagai Terong Dayak.
Penampilan terong khas Dayak ini bulat licin. Warna kulit mentah hijau dan akan kuning cerah kalau sudah masak. Saat mencobanya pada resep Terong Masam Pontianak, rasa memang sangat masam. Asam, pedas bercampur jadi satu, membangkitkan selera makan.
Karena rasa masam ini lah mengapa terong khas dayak sering dimasak sambal.
Terung Putih di Pasar Flamboyan Pontianak
Terung bule alias terung putih ini mungkin sudah terkenal. Banyak dijual di pasar Tangerang. Tapi dalam bentuk segarnya baru lihat pertama di Pasar Flamboyan ini. Biasanya kalau masak hanya terung ungu.
Sampai bertanya kepada si ibu penjual, bagaimana cara masaknya? Eh ternyata mudah. Dibuat balado seperti yang bisa bisa. Atau dirisi tipis-tipis lalu digoreng tepung. Alih-alih memasukan terung lain ke sayur lodeh ganti saja dengan terung putih agar lebih bervariasi.
Maka saya langsung minta sekilo. Butuh perjuangan juga mengemasnya agar selamat sampai di Serpong.
Sampai di rumah, terong putih ini jadi tumisan kecap. Kebetulan beli ikan pais asap dan terong asam.
Bumbunya sederhana saja. Gilingan cabe merah dan sepotong terung asam. Tambahkan bawang merah-putih, lengkuas, daun salam, dan terasi. Rasa terungnya sih sama saja dengan terong ungu biasa. Hanya sedikit lebih crunchy. Karena masak sendiri, bumbunya sesuai takaran lidah. Jadi enak dong 🙂
Sayur Pakis Yang Segar
Pasar Flamboyan Pontianak benaran membuat senang pagi itu. Cuci mata di bagian sayuran segar menerbitkan kegembiraan ala kanak-kanak. Pasalnya saya menemukan sayur pakis dan tak bisa menghentikan kenangan untuk kembali ke masa kecil. Iya duluuuu banget saya sering memetik pakis liar di tepi sungai. Dimasak oleh nenek untuk makan malam kami.
Sedikit berbeda dengan daun pakis yang saya temui di Pasar Tangerang. Atau pada katupek gula paku (ketupat gulai pakis) dan pangeknya orang Minang. Di kampung Mamin pakisnya gemuk-gemuk dengan lingkaran2 tebal di pucuk.
Pakis di Pasar Flamboyan Pontianak bentuknya lebih ramping. Kalau ditumis rasanya krenyes-krenyes.
Pakis untuk masak apa?
Di Kalimantan Timur ada Lawar Pakis. Sedang di Pontianak Sobat Arenga akan temukan di Bubur Padas atau bubur bedas. Iya pakis ini sering saya temukan dalam Bubur pedas, masakan khas suku Melayu Sambas di Kalimantan Barat. Makanan itu lazim juga disebut dengan Bubbor Paddas.
Jeruk Sambal Atau Jeruk Sambas
Kurang tahu nama latinnya. Di Pasar Flamboyan hanya disebut sebagai jeruk sambal pontianak. Buahnya kecil seperti jeruk kalamansi dan jeruk limo. Rasa asamnya juga gak kalah dari dua sepupunya tersebut.
Jeruk sambal juga terlihat di samping ikan teri kering untuk menemani bubur pedas. Selain digunakan sebagai bumbu dapur, jeruk sambel ternyata enak juga kalau diperas untuk dijadikan minuman segar.
Sayur Rebung – Buung
Makanan khas lokal Kalimantan Barat memang unik-unik. Sayur eksotis ini berbeda dari rebung yang sudah saya kenal. Rebung yang biasa Mamin Arenga masak biasanya lebih besar. Kalau yang ini sepertinya berasal dari jenis bambu yang berbeda. Wujudnya kecil-kecil dan dijual perikat. Penjual mangkal tak jauh dari lapak jeruk sambal Pontianak.
Orang Dayak Kayaan Mendalam menyebutnya “Buung. Makanan khas dayak Kalimantan Barat ini diambil dari hutan-hutan di sekitar tempat tinggal. Dayak Bidayuh Kodatn menyebut rebung ini sebagai “sogah”. Saya tidak membelinya karena basah dan susah dikemas untuk dibawa jauh.
Umbut Kelapa – Rebung Kelapa
Ini yang paling eksotis selama jalan-jalan di Pasar Flamboyan. Umbut kelapa! Ini juga baru untuk saya. Seumur-umur belum pernah mencoba seperti apa rasanya. Tadinya pengen beli, tapi bingung gimana harus membawa. Lagi pula juga gak punya ide bagaimana cara memasaknya nanti.
Jadinya yah cukup di foto saja. Kebetulan yang jual juga gak keberatan barangnya cuma dilihat, dikagumi dan kemudia di foto. Paling-paling mereka pikir ada juga orang kota yang norak. Eh ternyata di internet ada resepnya lho. Ohya sayur umbut kelapa ini merupakan ciri khas masakan Dayak Ngaju yang ditampilkan saat upacara perkawinan.
Tapi kemudian terpikir sebaiknya sayur umbut kelapa muda ini tak usah dikembangkan. Berapa tahun harus menunggu sampai ia bisa dipanen seperti ini? Hanya sekali tebang selanjutnya mati. Lebih baik ditunggu sampai berbuah saja, bisa dipanen berkali-kali. Berbeda kasusnya jika kelapa memang sudah tak bisa menghasilkan buah. Lebih baik dijadikan lodeh kan?
Telur Ikan Asin Biawan, Makanan Lokal Kalimantan Barat di Pasar Flamboyan Pontianak
Kita biasanya mengenal ikan asin dikeringkan. Nah telur ikan biawan di Pasar Flamboyan Pontianak tidak dikeringkan. Info dari penjual, telur ikan biawan juga enak di pepes. Diberi bumbu cabe, bawang putih, bawang merah, jahe, daun salam dan jeruk sambal pontianak.
Yah kebayang gimana enaknya pepes telur ikan biawan ini kan?
Apakah sama dengan telur ikan mentah biasa yang bisa di gulai, di pepes atau bahkan di goreng?
Share artikel ini