Gula Merah dan Bahan Bakunya
Gula Merah dan Bahan Bakunya – Lidah kita akrab dengan rasa manis. Kita pun lebih menyukai rasa manis ketimbang pahit. Manis diasosiakan dengan gula. Saking istimewanya rasa ini, suatu ketika 1 kilogram harga gula pernah sama dengan harga sebutir permata.
Iya, pada zaman dahulu, khususnya pada abad ke-17 dan ke-18, harga gula sangatlah mahal dan bahkan bisa menyamai harga permata. Saat itu, gula masih dianggap sebagai barang mewah yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan elit.
Harga yang mahal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah ketergantungan pada perdagangan gula dari koloni-koloni, adanya monopoli perdagangan gula, serta biaya produksi yang tinggi.
Itu lah mengapa gula muncul jadi simbol kekayaan dan status sosial. Orang-orang kaya pada masa itu memamerkan kekayaan mereka makanan dan minuman yang terbuat dari gula.
Untunglah, seiring dengan perkembangan teknologi dan perdagangan, harga gula kemudian menjadi lebih terjangkau dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.Bahkan sekarang saking berlimpahnya, gula diasosiakan pula sebagai sumber berbagai penyakit.
Mengapa Kita Menyukai Rasa Manis?
Kita menyukai rasa manis karena secara evolusi, manusia telah diprogram untuk mencari makanan yang mengandung gula sebagai sumber energi. Gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan dan madu menjadi tanda untuk makanan yang mengandung nutrisi penting.
Ditambah lagi, rasa manis merangsang pelepasan dopamin di otak yang terkait dengan perasaan bahagia dan kepuasan, sehingga memicu respons positif pada manusia.
Jadi memang begitu lah, kesukaan terhadap rasa manis sudah terpeta dalam peta DNA kita. Menemani evolusi kita. Gula juga berkemampuan mengubah rasa dan sifat makanan dan minuman, dari kurang enak jadi lebih enak.
Begitu pun berdasarkan penelitian, detektor rasa manis lebih banyak dibandingkan dengan detektor rasa pahit.
Asosiasi Gula Dengan Rasa Manis.
Gula terasosiasi dengan rasa manis karena molekul gula yang umumnya dikonsumsi oleh manusia, seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa, memiliki struktur kimia yang menghasilkan sensasi rasa manis pada lidah kita.
Saat gula dicerna di dalam tubuh, enzim-enzim memecah molekul gula menjadi komponen yang lebih sederhana seperti glukosa dan fruktosa, yang kemudian diserap oleh tubuh sebagai sumber energi.
Selama proses ini, reseptor rasa manis di lidah mengirimkan sinyal ke otak, yang menghasilkan sensasi rasa manis yang kita kenal dan sukai. Itu lah mengapa, gula dan rasa manis terkait erat dan digunakan secara bergantian dalam percakapan sehari-hari.
Ragam Jenis Gula Berdasarkan Bahan Baku
Berdasarkan bahan bakunya, terdapat berbagai jenis gula di dunia. Jenis gula yang umum dikonsumsi meliputi gula tebu (sukrosa), gula kelapa, gula jagung, gula bit (sukralosa), gula aren, madu, dan sirup maple.
Terdapat juga beberapa jenis gula buah yaitu dari buah kurma dan aprikot.
Tak ketinggalan gula alami seperti stevia dan erythritol yang diperoleh dari tanaman dan bahan alami.
Berdasarkan bahan bakunya ini, setiap jenis gula memiliki ciri khas dan kegunaan masing-masing. Pemakainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi setiap orang.
Nah karena blog Arenga selalu bicara tentang gula merah, di bawah kita akan membahas gula merah dan bahan bakunya.
Gula Merah dan Bahan Bakunya
Sekalipun gula merah banyak juga terbuat dari tebu, secara umum, istilah gula merah diasosiasikan dengan bahan dasar pembuataannya yaitu nira. Cairan bening dengan rasa manis ini berasal dari bunga pohon dari keluarga palma.
Dari kelompok palmae, mereka adalah pohon kelapa (cocos nucifera), Aren (arenga Pinnata), Nipah ( Nypa frutican) , dan Siwalan (Borarssus. flabellifer).
Secara umum cara pengambilan cairan sebagai bahan baku gula merah seperti di bawah. Proses yang diterangkan di sini mengikuti standar penyadapan gula merah aren (arenga pinnata) .
Proses Pengolahan Bahan Baku Gula Merah
- Bunga mayang jantan diikat kuat (kadang – kadang dipres dengan 2 batang kayu) pada bagian pangkalnya. Tujuannya agar proses pemekaran bunga menjadi terhambat. Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang pun membengkak.
- Setelah proses pembengkakan berhenti, meniggur di mulai. Yaitu dengan memuluk-mukul tangkai bunga yang diiring dengan menggoyang-goyangkan. Tujuannya agar pembulu kapiler di dalam pecah dan aliran nira lebih mudah lewat ke penampungan.
- Setelah di rasa cukup, tangkai batang mayang diiris menggunakan pisau tajam. Dari sana cairan nira keluar secara bertahap. Cairan akan ditampung dengan dengan container bambu yang dalam bahasa Sunda disebut “Lodong”.
- Lodong yang sudah penuh diambil 2 kali sehari. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental.
- Setelah benar – benar kental, cairan dituangkan ke cetakan yang bentuknya bervariasi dari daerah ke daerah.
- Gula merah siap di pasarkan.
– Kokuto: Mengenal Gula Merah Jepang
4 Alasan Lebih Sehat Dengan Gula Merah Aren
1.Untuk pemakaian rutin dan jangka panjang pastikan menggunakan gula merah aren organik.
2. Menurut beberapa penelitian dan juga berdasarkan testimoni pengguna Arenga Indonesia Sugar, gula aren cukup baik dibanding gula yang dibuat dari bahan lain. Sekalipun masih mengandung kalori cukup tinggi namun efek sampingnya tidak begitu buruk pada tubuh.
2.Selain sebagai pemanis, fungsi lain dari gula aren adalah sebagai pewarna. Warna coklat alaminya membuat makanan lebih menarik.
3.Menurut test labaroatorium, selain glukosa, gula merah aren mengandung protein kasar, mineral, dan vitamin.
4. Warna cokelatnya adalah kandungan serat makanan. Tentu saja ini sangat bermanfaat untuk kesehatan pencernaan. Terdapat juga senyawa – senyawa yang berfungsi menghambat penyerapan kolesterol disaluran pencernaan.
Melihat dari gula merah dan bahan bakunya ini semoga teman-teman tidak ragu lagi menggunakanya pemanis tradisional ini.
Baca tentang beberapa kegunaan gula merah aren:
Share artikel ini
2 Comments
Comments are closed.
Gula merah aren memang lebih sehat karena lebih alami ya bahannya, begitu pula dengan cara pembuatannya.
Betul Mbak. Sepanjang gak diberi campuran aneh-aneh, yang berbahaya bagi kesehatan, gula merah memang baik