Safari Bisnis ke Sentra Gula Aren: Perjalanan Dinas yang Menyenangkan

Safari Bisnis ke Sumber Gula Aren: Perjalanan Dinas yang Menyenangkan

Safari Bisnis ke Sumber Gula Aren: Perjalanan Dinas yang Menyenangkan ini adalah kegiatan yang telah menjadi rutinitas bagi tim kami di ARENGA. Minggu lalu, kami kembali mengunjungi kelompok perajin, menjelajahi sentra gula aren yang telah menjadi mitra setia selama bertahun-tahun.

Mereka telah memberikan pasokan gula semut aren berkualitas tinggi yang selalu memuaskan pelanggan kami. Meskipun kegiatan ini sudah menjadi hal yang biasa, tetapi karena lokasi para perajin cukup tersebar luas, kami harus melakukan rotasi kunjungan secara bergantian.

Meski terkadang melelahkan, tetapi sangat menikmati petualangan ini. Selain dapat memastikan kualitas bahan baku, kami juga dapat mengenal para perajin lebih dekat. Melihat langsung proses pembuatan gula aren yang membutuhkan kerja keras dan keahlian khusus. Ini adalah perjalanan dinas yang tidak hanya efektif dalam menjaga kualitas produk, tetapi juga memberikan pengalaman yang berkesan dan menyenangkan.

Menaklukkan Medan Sulit: Tantangan Safari Bisnis ke Sentra Gula Aren

eksplorasi di kebun aren
Ketika jalur treking lebih bersahabat baru bisa motret

Minggu ini, ARENGA melakukan ekspedisi ke salah satu sentra gula aren, desa terpencil yang terletak di lereng Pegunungan Halimun. Di Google Maps tempatnya tak terlihat sebagai wilayah berpenduduk. Hanya lembah-lembah, rimbun pepohonan yang ditingkahi petak-petak kebuh dan sawah. Ruma warga sendiri tidak kelihatan.

Dan untuk berada di lokasi hanya bisa dijangkau dengan menggunakan ojek motor. Begitu pun akses jalannya yang sungguh menantang.

Perjalanan kami dimulai dari kurang lebih 5 km dari jalan raya. Mobil dititipkan di sini, di salah satu rumah penduduk yang sudah dikenal dengan baik.

Jalan setapak yang terbentang di sepanjang punggung bukit yang curam itu kebetulan pula habis diguyur hujan malam sebelumnya. Bayangkan lah, meskipun kami berada dalam kawasan indah dengan pemandangan hijau dan udara yang segar, kamu tidak akan menikmatinya. Karena apa? Karena sibuk konsentrasi, berpegangan pada pinggang driver motor, yang konsentrasinya juga tak kalah menegangkan.

Baca di sini tentang: Gohu Ikan – Sashimi Khas Indonesia

Jalan setapak yang meliuk-liuk tajam di antara jurang, naik dan turun, serta berlumpur pada beberapa titik membutuhkan keahlian khusus untuk melewatinya. Jadi jauh-jauh hari kami memang sudah berpesan pada tuan rumah agar mencarikan driver punya keahlian untuk itu.

Beruntung, jalur yang tadinya berupa tanah dan bebatuan kasar telah dikeraskan oleh masyarakat setempat dengan batu dan kerikil sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan lancar.

Sesampai di lokasi, meskipun lelah dan sedikit lemas, kami jadi merasa sangat terhibur. Keindahan desa di lereng bukit, selama ini cuma dinikmati lewat cerita atau TV, sekarang terpampang di depan mata. Akhirnya safari bisnis ini berhasil, kami berhasil mencapai sentra gula aren yang menjadi tujuan utama perjalanan dinas ini.

Baca juga di sini tentang : Kombinasi Manis Gula Aren dan Kopi Espresso dalam Palm Sugar Latte

Menjelajahi Kebun Aren Menembus Semak Belukar

safari bisnis gula aren ke desa terencil
Menyisir jalan setapak di bawah rindangnya semak belukar seperti ini

Kunjungan kami ke sentra gula aren tidak hanya berhenti di desa perajin. Mereka mengajak kami ke kebun aren tempat penyadapan nira yang dilakukan setiap harinya. Para perajin menyatakan bahwa mereka ingin memperlihatkan bahwa menyadap aren itu tidaklah mudah, dan hal ini penting untuk diketahui oleh pelanggan.

“Dengan begitu, para pelanggan tidak akan menawar dengan harga yang terlalu murah, mengingat susahnya proses penyadapan ini” Kira-kira begitu lah maksudnya.

Itu artinya kami harus siap menjelajahi jalan setapak, menembus semak belukar, menyeberangi sungai dan meniti pematang sawah.

Tapi kami beranjak ke kebun aren dengan penuh semangat. Meski dalam hati merasa ciut juga. Karena sudah mencoba sebelumnya di tempat lain, perjalanan ke kebun aren tidak kalah menegangkan dari naik motor di punggung gunung.

Kami harus merayap di jalan tikus yang licin, berpegangan pada semak-semak belukar, dan menapaki tanah yang tidak rata sambil berdoa agar gravitasi lebih bersahabat.

Namun, rasa puas kami akan melihat secara langsung bagaimana cara menyadap aren dan memahami betapa susahnya proses tersebut melebihi segala rasa lelah dan ketakutan. Kami sangat berterima kasih kepada para perajin yang telah membawa kami ke kebun aren tersebut dan memperlihatkan secara langsung bagaimana gula aren berkualitas tinggi diproduksi dengan kerja keras dan dedikasi.

Baca di sini tentang : Air Nira Aren: Manfaat dan Cara Pengambilannya

Menaklukan Diri Sendiri

petualangan di desa sentra gula aren
Kadang menyeberangi jembatan bambu begini perlu bantuan dari bawah 🙂

Dari menjelajahi sentra gula aren seperti ini, saya banyak belajar tentang diri sendiri. Saya terkadang merasa tidak sabar saat berjalan di medan yang cukup sulit dan berliku-liku. Seringkali saya melangkah dengan terburu-buru dan mencoba untuk melompati beberapa tonjolan tanah agar langkah menjadi lebih lebar.

Tindakan tersebut kadang berhasil, namun lebih sering malah membuat saya terjatuh dan merosot beberapa kali. Untung tanahnya gembur dan lembut. Walau jatuh beberapa kali tidak merasa cidera apa-apa.

Terlepas dari “jatuh bangun” tersebut, sensasi yang saya rasakan ketika melakukan tindakan tersebut begitu menyenangkan. Saya merasa terdorong untuk terus berusaha dan mencoba melewati rintangan yang ada. Setiap kali saya berhasil melewati suatu rintangan, saya merasa semakin bersemangat dan merasa lebih kuat.

Meskipun terkadang terjatuh dan merosot membuat saya merasa kesal dan kecewa, namun hal tersebut tidak mengurangi semangat dan keinginan saya untuk terus berusaha. Akhirnya, rasa senang dan bangga ketika berhasil menaklukkan medan sulit tersebut jauh lebih besar dari kesulitan yang telah saya alami.

Arenga Indonesia

Baca juga:

Share artikel ini

3 Comments

  1. mysarimatondang Desember 3, 2010 at 3:22 am

    Seandainya aku masih di Majalah DUIT!, aku pastikan foto2 ini sudah akan terpampang di majalah itu 🙂 Nice story and especially the pics.

  2. Evi Indrawanto Desember 4, 2010 at 10:39 am

    Terima kasih Pak Eben. Majalah DUIT! sudah banyak berjasa mengangkat DIVA dan gula arennya. Semoga hal yg sama juga di lakukan oleh pemred baru untuk bisnis teman-teman yang lain 🙂

  3. Bothar Pudhi Khopi Maret 15, 2011 at 12:35 am

    menggali potensi daerah ……harus mau bersusah-susah ..naik turun gunung….bermain lumpur…he.he..he bangsa ini perlu orang-orang yang peduli ….keberadaan petani didaerah !!!! salute…

Comments are closed.

Artikel Terbaru

  • Pindang tangkar sop iga sapi khas betawi

    Pindang Tangkar, Sop Iga Sapi Khas Betawi

  • Resep Laksa ayam Jakarta

    Resep Laksa Ayam Perpaduan Rasa Khas dari Asia Tenggara

  • Resep Tongseng Anti Gagal

    Resep Tongseng Anti Gagal

  • Tradisi Ngopi dengan Gula aren Nusantara

    Kisah Ngopi dengan Gula Aren, Warisan Leluhur

  • Resep Bajigur dari Bumi Parahyangan

    Salam Resep Bajigur, Peluk Hangat dari Bumi Parahyangan

Arenga Customer Care

Untuk pertanyaan, kritik, dan saran seputar produk Arenga, silakan hubungi kami di nomor WhatsApp berikut ini:

0819 3241 8190

Artikel Terpopuler

  • 10 Hal Terbaik Tentang Palm Sugar

    10 Fakta Tentang Palm Sugar

  • agar-agar santan gula aren

    Agar-Agar Santan Gula Aren

  • Resep Es Kopi Susu Gula Aren ala Arenga

  • Cerita elok dari kampung

    Cerita Elok Dari Kampung Aren

  • Resep iga bakar gula aren Arenga

    Resep Iga Bakar Gula Aren Arenga

  • Cara menikmati sayuran hijau mentah

    Cara Menikmati Sayuran Hijau Mentah, Resep Pina Colada Smoothie

  • Penjelesan mengapa gula aren berwarna coklat

    Beda Gula Aren dan Gula Semut

  • gula aren cair atau sirup gula merah cair untuk kopi. Kemasan 1 liter

    Kelezatan Kopi dengan Gula Aren Cair Asli 1 Liter