Cerita Elok Dari Kampung Aren
Tangerang, ARENGAINDONESIA.com – Cerita elok dari Kampung Aren
Kalau sedang berkunjung ke sentra produksi gula aren yang jadi Mitra Arenga Indonesia, ada kalanya saya tidak sekadar kerja tapi juga piknik. Tak terhindarkan, sudah bawaan orok, kata orang. Sebuah kesenangan yang belum mampu saya hapuskan bila beranjak dari rumah. Kata orang sih piknik itu harus ke pantai, ke gunung, tempat bersejarah, atau tempat-tempat indah lainnya. Bagi saya asal judulnya keluar rumah itu artinya sudah piknik.
Di pedesaan sentra gula aren banyak yang bisa saya nikmati. Suasana pedesaan yang bersahaja, rumah-rumah yang terkadang memasuki gang dan padat (gak kalah dari kota), dan bersisian dengan sawah atau kebun. Bila situasi memungkinkan bercengkerama dengan penduduknya salah satu hal yang takan terlewatkan . Kesempatan seperti itu saya gunakan untuk mengenal mereka lebih dekat. Kalau sudah begitu berbagai keunikan keunikan atau tradisi setempat terkuak dengan sendirinya. Bagi saya yang hobby blogging cara ini tentu saja sangat efektif dalam mengumpulkan konten.
Menggunakan Pemanis Bikinan Sendiri
Nah salah satu kebiasaan elok di kampung sentra gula aren adalah mereka tidak pernah menggunakan gula putih. ” Ya tentu saja karena gula aren disana berlimpah”, mungkin itu pendapat teman-teman semua. Tidak salah juga sih. Kalau sudah ada pemanis yang tak perlu membeli, atau bisa beli ke tetangga, ngapain juga cari gula lainnya, ye kan?
Ini bukan cerita isapan jempol. Sejatinya mereka tidak menggunakan gula putih tapi hanya gula aren karena kepercayaan bahwa pemanis dari tanaman enau ini berkhasiat. Ada yang mengatakan bahwa hanya dengan menyeduh gula aren bubuk dengan air putih hangat, bisa menghilangkan masuk angin. Apa lagi kalau ditambah jahe, semacam kopi jahe, dipercayai semakin meningkat khasiatnya.
Begitupun untuk rasa pegal-pegal setelah seharian bekerja di kebun, dengan menyeduh kopi gula aren sudah lebih dari cukup untuk mengembalikan kesegaran dan stamina.
Mengenalkan Arenga Palm Sugar
Suatu sore saya berbincang-bincang dengan Ibu Basuki di dapurnya. Beliau adalah istri salah seorang penyadap dan pembuat gula aren yang menjadi Mitra Arenga Indonesia. Sambil menanak nasi dan membakar terubuk di atas bara kayu, obrolan kami tentang gula aren pun tak terhindarkan.
Saya bertanya kepadanya. ” apakah ibu tahu kalau di luaran sana gula aren yang dibuatkan untuk kami dikenal dengan Brand Arenga dan orang biasanya menyebut palm sugar?”
” Arenga palem Suger?” Dia nyureng dan meminta saya untuk mengulang ejaan beberapa kali. Tapi tetap saja saat mengulang kembali, suara yang keluar seperti yang saya tuliskan ini. Akhirnya di ujung senyumnya dia mengatakan bahwa Arenga Palem Sugar itu adalah nama yang elok.
Dan saya mengatakan ia tidak perlu khawatir mengenai nama atau sebutan ini. Sebab sebelum terjun ke bisnis gula aren, saya pun tidak mengenal apa itu palm sugar atau Arenga Palm sugar. Tidak pernah menghubungkan kata palmae dengan gula, apalagi gula aren. Dan saya pun tidak pernah mengetahui gula aren itu terbuat dari apa. Malah gula semut saya pikir ada hubungannya dengan semut merah.
Yang tahu adalah gula aren sedikit lebih mahal dari gula kelapa yang lebih ngetop sebagai gula jawa atau merah saja. Karena suka makan, orang membuat cuka pempek lebih suka menggunakan gula aren ketimbang gula jawa.
Iya nama Palm sugar jauh dari jangkauan saya sebagai anak kampung. setelah dewasa pun setelah menemukannya di kafe-kafe dan hotel yang dikemas dalam sachet kecil, saya pun juga gagal menghubungkannya dengan gula aren. hanya setelah terjun ke bisnis ini saya baru benar-benar mempelajari apa itu palm sugar, arenga sugar maupun gula aren.
Baca juga:
- Organic Palm Sugar, Sama kah Dengan Gula Aren Asli?
Makanan Elok dari Kampung
Tapi sebagai mantan anak kampung, tentu saja saya sudah bersentuhan dengan gula aren sejak kecil. Sayur asem misalnya hanya enak bila dibubuhkan pemanis gula aren. Begitupun dengan gado-gado, pempek, dan kolak. Mereka tidak akan disebut dengan nama demikian tanpa kehadiran Palm sugar.
Ibu Basuki juga membuatkan sambal terasi untuk makan terubuk bakar. Bahan bakunya ditim terlebih dahulu. Cara timnya juga unik. Cabe, tomat dan bawang merah diletakan dalam mangkok kaleng terus ditumpangkan ke atas nasi. Ketika nasi masak uap cabe juga siap digiling ke atas cobek. Kamu bayangkanlah bagaimana aroma dan sedapnya sambal tersebut ketika sesendok gula aren pun ikut campur di dalamnya.
Ibu Basuki adalah museum hidup yang bisa dimintai pertanggungjawaban tentang berbagai makanan yang pernah ia buat menggunakan gula aren. Dengan lancar ia menyebut dodol, apem, kue codot, jojorong klepon, kue Tutun atau dodol cina, wajik, kue ali agrem, cucur, lupis, dodongkal, teng teng, awug, cendol dan aneka jenis kolak setiap bulan puasa.
sore Ibu kaki saya cukup pegal-pegal karena habis trekking. Mengikuti pak Basuki menyadap pohon aren yang terletak agak di atas gunung. Melewati jalan setapak, naik turun, yang di kiri kanan penuh semak belukar.
Makanya sangat berterima kasih ketika disuguhkan air hangat larutan gula aren. Salah satu kebiasaan di desa ini. Mereka percaya bahwa minum ramuan ini mempunyai kelebihan selain menimbulkan tenaga. Bisa menghilangkan sakit pinggang dan pegal-pegal di kaki.
Sambil menghirup aroma asap yang keluar dari tungku, minum ramuan kampung, membayangkan tambahan es batu, ah tak ada nikmat yang bisa didustakan. Gak salah kan bila ini adalah salah satu cerita elok dari kampung aren?
Arenga Indonesia. Pabrik gula aren di Tangerang – Banten
Baca juga:
- 7 Resep Masakan Telur yang Pasti Disukai Anak-Anak
- Semangkuk Soto Untuk Sahabat Arenga
- Kemukus Bumbu Masakan Sejak Zaman Kuno
- 4 Resep Minuman Tradisional Menggunakan Gula Aren
Share artikel ini
36 Comments
Comments are closed.
Duh jadi ingin bertemu Ibu Basuki juga.. banyak pasti informasi yang bisa didapatkan ketika berbicara dengan Ibu basuki.. apalagi sambil menikmati teh dengan gula aren beuh.. nikmati banget ya mbak.. jadi mampir kesini ngga cukup sekali.. pastinya selalu bikin rindu untuk balik lagi kesini dan kesini lagi
Iya Mbak. Salah satu yang bikin betah di kampung tuh ya kayak gitu. Banyak banget cerita mengenai jenius setempat yang asik yang content blog 🙂
Suasananya masih asli ya, khas pedesaan. Masih banyak juga yang memasak pakai tungku. Tetangga saya dulu juga ada yang pembuat gula, tapi gula kelapa. Mungkin proses pembuatannya kurang lebih sama. Paling suka minum legen panas. Manisnya beda…oh ya, terubuk itu sejenis apa ya?
Terubuk itu secara fisik mirip alang-alang atau tebu mini. Nah yang dimasak, seperti dalam foto, adalah bunga yang masih terdapat dalam kelobot
Arenga Palm Sugar memang nama yang unik dan bagus banget, Uni Evi 🙂 Bukan gula biasa ya namun istimewa apalagi kandungannya alami, baik banget buat kesehatan kita. Gula aren enak buat bikin camilan, bahkan masakan juga. AKu punya nih dan bikin ketagihan loh 🙂
Gula aren itu sifat umumnya kan pemanis yang sekaligus melegitkan ya Mbak Nurul. Jadi diaplikasikan ke makanan apapun ya ayoh saja. Asal gak masalah dengan warnanya yang kecoklatan gelap itu 🙂
LEbih enak gula aren sebenernya ya mbak mau buat makanan juga, enaknya ya di sana berlimpah gula arennya. Mbak aku ngiler sambi; bayangin sambal terasinya 🙂
Sambal terasi dikasih sedikit gula aren, yahud banget Mbak 🙂
Pengalaman yang menyenangkan banget kak… Sederhana tapi berkesan banget. Aku selalu sedia gula aren juga sih buat ngopi hehe.. Pengen deh cobain Arenga..
Benar banget Mbak. Iyaaa nih gula aren enak banget untuk ngopi, seperti zaman dahulu kala 🙂
senangnya bisa berkunjung kesinibya mbak…
nggak cuma mrenikmati keindahan alamnya, tapi juga bisa belajar kearifan lokalnya, plus menikmati kelezatan kulinernya
Saya banyak belajar dari mereka Mbak. Alhamdulillah, tiap kali berkunjung saya merasa tercerahkan 🙂
Ngomongin gula aren, aku malah inget dengan kopi. Sekarang rame nih kopi sachetan dengan rasa gula aren. Pas aku icip, rasanya unik gitu deh manisnya. Apalagi kalo nyicip gula aren aslinya ya, wah pasti pengen lagi dan lagi.
Karena kopi dapat sentuhan gula aren emang sesuatu, Mbak ?
Aku udah lama gak masak pakai tungku. Jadi agak kangen karena bau khas kayu bakar itu sedap. Makan makin enak kalau ada sambal dan dikasih gula aren. Udah deh habis itu bisa nambah terus
Iya Mbak, masak pakai tungku dengan kayu, aroma asapnya itu bikin makanan tambah enak. Saya pun secara pribadi hanya merasakan saat kanak-kanak dulu, saat nenek masih hidup dan tinggal di kampung 🙂
Huaaaa masak nasi ditungku, jadi inget nenekku. Memorable, sekaliiiii. .Btw suamiku pecinta gula aren dari selalu sedia gula aren dirumah ☺
Gula aren itu bisa digunakan sebagai pengganti gula pasir, Mbak. Jadi bisa digunakan untuk keperluan apa saja, untuk kue, masakan dan minuman harian 🙂
wah ternyata dari sini gula aren arenga berasal.
aku barusan bikin sushi… saus pencelupnya pakai gula aren arenga, enakk
Iya saus sushi pakai gula aren enak Mbak..Tambah kaya rasanya 🙂
Gula aren emang enak banget sih. Gurih. Kalo bikin kopi juga sekarang aku lebih suka yg pake gula aren mbak. Kayaknya sekarang gula aren sedang naik daun ya.
Betul Mbak Rosa, pemanis tradisional ini sedang naik daun. Karena sudah banyak yang sadar nilai tambah dari pemanis tradisional ini
Aku tinggal di Jogja. Hampir semua masakan pasti ditambahi gula aren. Orang jogja kan suka yang manis gurih gitu mbak Evi. Masakan jadi sedap
Pasti lah ya Mbak. Masakan Jawa gak hanya gudeg yang menggunakan gula merah, hampir semua masakan yang manis kayaknya ya
Saya tinggal di jogja nih mb Evi. Hampir semua masakan ditambahin gula aren. Biar sedep
Gula aren ternyata bisa dimanfaatkan untuk campuran penambah rasa di makanan dan minuman yaa..
Salut sekali dengan konsistensi Ibu Basuki.
Bener-bener…kak, rasanya pasti tiada tandingannya.
Betul Mbak lendy. Asal tidak masalah dengan warnanya yang kecoklatan, gula aren bisa digunakan dalam racikan masakan dan minuman apa saja. Terutama untuk meramu menu makanan sehat 🙂
Wah aku pun suka sayur asem yang manis tp blm pernah pakai gula aren mbak buat masaknya hehe
Idem kenal gula aren juga dari hotel2 atau cafe2 gtu mbak, sekarang kyknya makin banyak jg rumah tangga atau industri rumahan yg pakai krn org mulai beralih jg ke gula ini
Betul Mbak Eka. Alhamdulillah pemanis tradisional ini semakin dicintai masyarakat 🙂
Lihat foto-fotonya jadi ingat suasana dapur di kampung. Ingat ibu dan nenek saya yang kalau masak masih menggunakan dandang tinggi yang kami sebut seeng untuk mengukus nasi dan makanan lainnya.
Iya di Sunda dandang ini disebut Deeng ya Mbak. Jadi ingat tradisi Rampag Parebut Seeng yang menyatukan seni bela diri dan tari 🙂
Kuy Mba visit Bengkuku. You can find the different. Gula aren yang original and unique taste
Betul Mbak, Bengkulu sentra gula aren juga ya
Dah lama ga liat tungku gituu
Perjalanannya tambah jadi manis berkat gula aren ya mba
Mo nyobain ah
Alat masak yang kebanyakan sudah jadi kenangan kalau di kota Mbak. Tapi kalau di desa-desa di Banten dan Jawa Barat mah masih dipakai harian 🙂
Namanya bagus, memang. Bisa dijadikan nama restoran, hihihi. Tapi ngomong-ngomong, inget aren, aku ingetnya kopi, di tengah merebaknya kedai kopi dengan rackan gula aren, kayanya kalau pakai Arenga Pal Sugar ini, kopi yang disaijkan bakal lebih nikmat, slurrp 😀